Ini adalah sebuah posting yang saya ambil dari facebook teman saya k'Danial Sutami. Dengan izin dari k'Danial saya post article ini.
Saya rindu untuk membagikan postingan ini kepada para readers blog saya... Saya harap siapapun yang membaca artikel ini semoga bermanfaat dan terbuka pintu hatinya ketika membaca artikel di bawah ini.
Kurang lebih 2000 tahun lalu, ada seorang tukang kayu biasa yang melakukan hal-hal fenomenal bagi warga marjinal namun kontroversial bagi ulama-ulama mapan dan terkenal. Ia menyembuhkan orang sakit, membuat orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, mentahirkan penderita kusta, mengusir setan yang merasuk, dan bahkan membangkitkan orang mati.
Beliau mendobrak ritual-ritual ibadah yang tampak saleh diluar namun tak berdampak pada akhlak. Ketika semua umat pada umumnya puasa, beliau dan pengikutnya tidak berpuasa. Beliau memetik gandum dan memberi makan pengikutnya yang lapar serta menyembuhkan orang yang sakit pada hari Sabat, hari yang disucikan kaumnya. Dengan melakukan itu ia menempelak para ulama tepat di pusat ibadah mereka.
Beliau muak dengan kemunafikan para ulama kaumnya, dan kasihan melihat bagaimana banyak umat yang buta karena mereka pun dituntun oleh ulama yang buta...mata rohaninya.
Segera beliau dilabeli 'penista agama' dan oleh karenanya harus dibunuh.
Atas prakarsa para ulama dan umat yang terhasut, si penista agama ini pun diadili. Dari segi akhlak dan perbuatan dia tak bercela, namun kesalahannya cuma satu: menista agama.
Pengadilan Roma pun bingung hendak mendakwanya dengan tuduhan apa. Namun karena tekanan yang masif dari ulama dan warganya, sang penguasa mengikuti keinginan mereka.
Sang penista pun dihukum mati.
Ada yang bilang beliau tidak mati namun diselamatkan langsung oleh Tuhan, sebagian lagi meyakini beliau mati namun bangkit tiga hari setelahnya baru diangkat oleh Tuhan.
Namun semuanya sepakat pada satu hal: "Sang penista agama" itu sekarang hidup bersama Tuhan di Surga. Tak sembarang orang mendapatkan kehormatan itu. Dan mungkin cuma satu-satunya saat ini sebelum kelak dunia berakhir.
Karena beliau disebut sebagai sosok "yang terkemuka di dunia dan di akhirat."
Beliau adalah Imam Al-Masih, sahabat dekat Rasulullah saw. Kalau Allah, Qur'an dan Rasulullah saja memuliakannya, tidakkah memang sudah sepantasnya kalau saya juga melakukan hal yang sama?
Wrote By:
Danial Sutami
posted from Bloggeroid