π Pelajaran ✝ Alkitab π
π D A N I E L π
Oleh: Elias Brazil de Souza , PhD.
Pelajaran ke-3 :
Dari Misteri Kepada Pengungkapan
πΈπΉπΈπΉπΈπΉπΈπΉπΈπΉπΈ
Minggu, 12 Jan. 2020
Allah yang Tetap Ada
Baca Daniel 2: 1-16. Krisis apakah yang dihadapi orang-orang Ibrani karena mimpi yang Tuhan berikan kepada raja?
Mimpi dianggap sangat serius di dunia kuno. Ketika sebuah mimpi tampak seperti firasat, seringkali itu mengindikasikan bencana yang akan datang. Dengan demikian, dapat dimengerti mengapa Nebukadnezar menjadi begitu cemas tentang mimpi sehingga, untuk membuat hal-hal semakin tidak menyenangkan, ia tidak bisa lagi mengingat akan isi dari mimpi tersebut. Para ahli Babel percaya bahwa para dewa dapat mengungkapkan penafsiran mimpi, tetapi dalam kasus mimpi ini dalam kitab Daniel, tidak ada yang dapat dilakukan para ahli karena raja telah lupa akan mimpi itu. Jika isi mimpi itu disampaikan kepada mereka, mereka akan datang dengan interpretasi untuk menyenangkan raja. Tetapi dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, ketika para ahli mimpi tidak dapat memberitahukan kepada raja tentang mimpinya, mereka dipaksa untuk mengakui bahwa “tidak ada seorang pun yang dapat memberitahukannya kepada tuanku raja, selain dari dewa-dewa yang tidak berdiam di antara manusia” (Dan. 2: 11).
Dibanjiri rasa frustrasi, raja memerintahkan agar semua orang bijak Babel dibunuh. Kekejaman seperti itu tidak asing di dunia kuno. Sumber-sumber sejarah membuktikan bahwa, karena persekongkolan, Darius I semua ahli nujum dieksekusi, dan Ahasyweros membunuh para insinyur yang telah membangun jembatan yang runtuh. Ketika Nebukadnezar mengeluarkan dekretnya, Daniel dan teman-temannya baru saja menyelesaikan pelatihan mereka dan dimasukkan ke dalam lingkaran para ahli raja. Karena alasan ini, keputusan kematian yang dikeluarkan oleh raja juga berlaku untuk mereka. Bahkan, bahasa aslinya menunjukkan bahwa pembunuhan dimulai segera, dan Daniel serta teman-temannya akan dieksekusi berikutnya. Tetapi Daniel, dengan “cerdik dan bijaksana” (Dan. 2: 14), mendekati Ariokh, orang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan eksekusi. Akhirnya Daniel meminta waktu dari raja sendiri untuk menyelesaikan misteri mimpinya. Menariknya, meskipun raja menuduh para penyihir berusaha membeli “waktu,” ia segera memberikan “waktu” yang diminta Daniel. Daniel tentu saja sependapat dengan para penyihir bahwa tidak ada manusia yang bisa memecahkan misteri semacam itu, tetapi nabi itu juga tahu tentang Allah yang dapat mengungkapkan isi dan penafsiran mimpi itu.
Para teolog berbicara tentang Allah yang “tetap ada”, yang meskipun berbeda dari ciptaan, Allah masih bisa begitu dekat dengannya. Apakah fakta yang Dia berikan kepada Raja Nebukadnezar, satu mimpi yang mengajarkan kepada kita tentang betapa Allah tetap ada untuk kita? (Lihat juga Kis. 17: 28).
ππ✝
Pendalaman π
Paul H. Edson : +62 813-7062-0545
Tuhan yang memberkati π
No comments:
Post a Comment