π Pelajaran ✝ Alkitab π
π D A N I E L π
Oleh: Elias Brazil de Souza , PhD.
Pelajaran ke-5 :
Dari Kesombongan Kepada Kerendahan Hati
πΈπΉπΈπΉπΈπΉπΈπΉπΈπΉπΈ
Sabtu, 25 Jan. 2020
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah:
πΈ Dan. 4: 1-33; πΈ Ams. 14: 31;
πΈ 2 Raj. 20: 2-5; πΈ Yun. 3: 10;
πΈ Dan. 4:34-37; πΈ Flp. 2: 1-11.
Ayat Hafalan:
“Betapa besarnya tanda-tanda-Nya dan betapa hebatnya mujizat-mujizat-Nya! Kerajaan-Nya adalah kerajaan yang kekal dan pemerintahan-Nya turun-temurun!”
(Daniel 4: 3).
Kesombongan disebut sebagai asal mula dosa yang sejati. Ini pertama kali dibuat nyata di dalam diri Lusifer, seorang malaikat di istana surga. Karena itu Allah berfirman kepada Yehezkiel, “Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya” (Yeh. 28: 17).
Kesombongan menuntun pada ke jatuhan Lusifer, jadi dia sekarang menggunakan kesombongannya untuk memimpin orang lain yang tak terhitung jumlahnya menyusuri jalan menuju kehancuran. Kita semua adalah manusia yang jatuh, bergantung pada Allah untuk keberadaan kita. Karunia apa pun yang kita miliki, segala hal yang kita capai dengan karunia itu, datang hanya dari Allah. Karena itu, bagaimana mungkin kita berani menjadi sombong ketika, pada kenyataannya, kerendahan hati harus mendominasi semua yang kita lakukan?
Nebukadnezar membutuhkan waktu lama untuk memahami pentingnya kerendahan hati. Bahkan penampilan orang keempat dalam tungku perapian (lihat pelajaran pekan lalu) tidak mengubah jalan hidupnya. Hanya setelah Allah mengambil kerajaannya dan mengirimnya untuk hidup dengan binatang buas di padang gurun, barulah raja itu mengakui statusnya yang sebenarnya.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 1 Februari.
ππ✝
Tuhan yang memberkati π
No comments:
Post a Comment