π Pelajaran ✝ Alkitab π
π D A N I E L π
Oleh: Elias Brazil de Souza , PhD.
Pelajaran ke-6 :
Dari Kesombongan Kepada Kehancuran
πΈπΉπΈπΉπΈπΉπΈπΉπΈπΉπΈ
Senin, 3 Feb. 2028
Tamu yang Tidak Diundang
Baca Daniel 5: 5-8. Apakah yang terjadi, dan mengapakah raja merespons seperti itu? Dengan cara apakah peristiwa ini terkait dengan Daniel 2, dan mengapakah kaitan itu penting? (Lihat Mzm. 96: 5, Kol. 1: 15-17).
Seperti yang Nebukadnezar lakukan dalam krisis sebelumnya (Dan. 2: 2; 4: 7), Belsyazar memanggil para peramal, dan para Kasdim untuk memperjelas tulisan misterius. Dan untuk memastikan bahwa mereka memberikan yang terbaik, raja menjanjikan mereka penghargaan yang luar biasa:
(1) pakaian ungu, warna yang dikenakan oleh para bangsawan di zaman kuno (Est. 8: 15);
(2) rantai emas, yang merupakan pertanda status sosial yang tinggi (Kej. 41: 42); dan
(3) posisi penguasa ketiga di kerajaan.
Imbalan terakhir ini mencerminkan secara akurat keadaan historis Babel pada waktu itu. Karena Belsyazar adalah penguasa kedua sebagai wali raja bersama dengan ayahnya, Nabonidus, ia menawarkan posisi penguasa ketiga. Namun terlepas dari ganjaran yang menggiurkan, orang-orang bijaksana tersebut sekali lagi gagal memberikan penjelasan.
Maka, di atas semua dosanya, raja berupaya menemukan hikmat di tempat yang salah. Para ahli Babel tidak dapat mengungkap makna pesan tersebut. Itu ditulis dalam bahasa mereka sendiri, bahasa Aram, seperti yang akan kita lihat besok, tetapi mereka tidak dapat memahami kata-katanya. Ini mungkin mengingatkan kita tentang apa yang Allah katakan melalui Yesaya: “Hikmat orang-orangnya yang berhikmat akan hilang, dan kearifan orang-orangnya yang arif akan bersembunyi” (Yes. 29: 14). Setelah mengutip ayat ini, Rasul Paulus menyatakan, “Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil” (1 Kor. 1: 20, 21).
Beberapa kebenaran terlalu penting untuk dibiarkan kepada manusia untuk mencoba mencari tahu sendiri maknanya. Itu sebabnya Allah, sebaliknya, mengungkapkan kebenaran ini kepada kita.
Pikirkan tentang upah yang dijanjikan, dan bandingkan dengan peristiwa yang akan terjadi, betapa tidak berharganya upah itu. Apakah yang Parus diceritakan kepada kita tentang betapa singkatnya hal-hal di dunia ini, dan mengapakah kita selalu perlu mengingat perspektif kekekalan dalam semua yang kita lakukan?
ππ✝
Pendalaman π
Paul H. Edson : +62 813-7062-0545
Tuhan yang memberkati π
No comments:
Post a Comment