π Pelajaran ✝ Alkitab π
π D A N I E L π
Oleh: Elias Brazil de Souza , PhD.
Pelajaran ke-6 :
Dari Kesombongan Kepada Kehancuran
πΈπΉπΈπΉπΈπΉπΈπΉπΈπΉπΈ
Jumat, 7 Feb. 2020
Pemikiran Lebih Lanjut:
Pesta besar biasa terjadi di pelataran dunia kuno. Raja suka mengadakan pesta dengan kemewahan untuk menunjukkan kebesaran dan kepercayaan diri mereka. Meskipun kita tidak tahu semua perincian dari pesta khusus ini, kita tahu bahwa itu terjadi ketika pasukan Media-Persia siap untuk menyerang Babel. Tetapi secara manusia, tidak ada alasan untuk khawatir. Babel telah membentengi tembok, persediaan makanan selama bertahun-tahun, dan banyak air, karena Sungai Efrat mengalir melalui pusat kota. Jadi Raja Belsyazar melihat tidak ada masalah dalam mengadakan pesta sementara musuh mengelilingi kota. Dan dia memerintahkan untuk mengadakan perayaan penting, yang segera berubah menjadi pesta seks. Sungguh kesaksian yang kuat akan keangkuhan umat manusia, terutama kontras dengan kuasa Allah. Melalui Daniel, Allah memberitahukan kepada raja itu bahwa meskipun ada kesempatan yang ia miliki untuk belajar kebenaran, Allah “yang menggenggam napas tuanku dan menentukan segala jalan tuanku” (Dan. 5: 23).
“Sejarah bangsa-bangsa berbicara kepada kita sekarang. Bagi setiap bangsa dan bagi setiap orang, Allah telah menentukan suatu tempat di dalam rencanaNya yang besar. Sekarang manusia dan bangsa-bangsa sedang diuji dengan batu penguji yang berada di tangan Dia yang tidak melakukan kesalahan. Semua orang oleh pilihannya sendiri memutuskan nasib mereka, dan Allah mengendalikan semuanya untuk merampungkan rencana-rencana-Nya.”
~ Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 141.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1. Di kelas, bahas jawaban untuk pertanyaan hari Minggu tentang cara-cara di mana masyarakat dan budaya mencemarkan kebenaran Allah. Apakah pengertian dari cara-cara ini, dan bagaimanakah seharusnya kita sebagai jemaat dan sebagai individu menanggapi pencemaran itu?
2. Apakah yang diajarkan kisah ini kepada kita tentang bagaimana keselamatan bukan tentang apa yang kita ketahui tetapi tentang bagaimana kita menanggapi apa yang kita ketahui? (Lihat Dan. 5: 22).
3. Baca Daniel 5: 23. Apakah prinsip-prinsip rohani penting yang ditemukan dalam ayat ini? Sebagai contoh, bagaimanakah ayat ini memperingatkan kita terhadap penolakan terhadap Allah? Atau, apakah yang diajarkan ayat ini kepada kita tentang Allah tidak hanya sebagai Pencipta tetapi juga Penopang keberadaan kita?
4. Bahkan tanpa mengetahui apa arti kata-kata itu, Belsyazar merasa takut (Dan. 5: 6). Apakah artinya ini bagi kita tentang arti dari hidup dengan hati nurani yang bersalah?
ππ✝
Pendalaman π
Paul H. Edson : +62 813-7062-0545
Tuhan yang memberkati π
No comments:
Post a Comment