KEUNGGULAN HUKUM ALLAH
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku." Yohanes 14:15
Awanpun berlalu dan langit yang penuh bintang kelihatan, dengan kemuliaan yang tak terucapkan yang berlawanan dengan cakrawala yang gelap dan bergemuruh di sebelahnya. Kemudian kota di sorga memancar dari gerbang yang terbuka.—The Great Controversy, 639.
Di dalam bait suci peti perjanjian yang berisi dua loh batu akan kelihatan. Kedua loh batu ini dikeluarkan dari tempat penyimpanannya, pada dua loh batu itu Sepuluh Perintah yang ditulis oleh jari Allah akan kelihatan. Kedua loh batu ini kini tersimpan di dalam peti perjanjian itu yang akan menjadi kesaksian meyakinkan terhadap kebenaran dan tuntutan mengikat dari hukum Allah.—SDA Bible Commentary, jilid 7, hl. 972.
Yang berpikiran dan berhati tidak suci merasa bahwa mereka cukup berkuasa untuk mengubah masa dan hukum Yehova; tetapi di dalam arsip di sorga, di dalam peti perjanjian Allah, terdapat perintah-perintah yang asli, yang tertulis pada dua loh batu itu. Tidak ada kekuatan di bumi yang mempunyai kuasa untuk mengeluarkan kedua loh batu itu dari tempat penyimpanannya yang kudus di bawah takhta anugerah.—SDA Bible Commentary, hl. 972.
Akan muncul di tengah langit suatu tangan yang memegang kedua loh batu itu yang dipertautkan menjadi satu. Nabi berkata: "Langit memberitakan keadilan-Nya sebab Allah sendirilah Hakim" (Mazmur 50:6). Hukum yang kudus itu, yaitu kebenaran Allah, yang ditengah-tengah guruh dan nyala api dimaklumkan dari Sinai sebagai penuntun kehidupan, yang kini dinyatakan kepada manusia sebagai hukum pengadilan. Tangan itu membuka loh itu, dan di sana kelihatanlah hukum Sepuluh Firman itu, tertulis seolah-olah dengan pena api. Kata-katanya sangat jelas sehingga semua dapat membacanya. Ingatan dibangkitkan, kegelapan takhyul dan pembangkangan lenyap dari setiap pikiran, dan sepuluh firman Allah, singkat dan mudah dimengerti, dan berkuasa, disuguhkan supaya dipandang oleh semua penghuni bumi.
Tidaklah mungkin untuk melukiskan kengerian dan keputusasaan mereka yang menginjak-injak tuntutan-tuntutan kudus Allah.
Musuh-musuh hukum Allah, mulai dari para pendeta sampai anggota biasa mempunyai gagasan baru terhadap kebenaran dan kewajiban. Mereka telah terlambat mengerti bahwa hari Sabat sebagai hukum keempat merupakan meterai Allah yang hidup. The Great Controversy, hl. 639, 640.
Hukum Allah yang unggul itu tidak akan dapat diubah oleh siapapun termasuk Tuhan Allah sendiri, karena sebagaimana Allah itu kekal, maka hukum-Nya juga kekal. Setan dengan segala bala tentaranya telah, sedang, dan akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk menghancurkan hukum Allah yang memuat meterai Allah itu tetapi dia tidak akan menang, sebaliknya akan dikalahkan. Boleh saja sabat palsunya itu kelihatan seperti sudah menang tetapi itu tidak akan dapat menghancurkan hukum Allah yang kekal. Sekali waktu, apabila semuanya telah selesai, hukum Allah akan diakui sebagai keadilan dan kasih Allah.
Mereka yang menolak hukum Allah karena menolak meterai Allah, yaitu hari Sabat, akan mendapat ganjaran yang setimpal pada akhirnya. Mereka akan menyesal dan dan bersedih karena pada akhirnya mereka menyadari bahwa mereka telah hilang. Tidak ada lagi jalan untuk kembali kepada keselamatan yang begitu lama telah ditawarkan Allah, yang telah disia-siakan begitu rupa. Alangkah ngerinya nasib mereka!
Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!
No comments:
Post a Comment