Hi! my name is Margie Amelia. You may call me Amel. Maybe I'm different to normal girls, I was born with cerebral palsy. but I know God is so good to me. I love sing, read and I really love write... I love Jesus Christ and as long as I live I will praise and serve Him.. Happy reading all. ... ^ _ ~ God bless you all readers. Psalms 139:14 (KJV) “I will praise thee; for I am fearfully and wonderfully made: marvellous are thy works; and that my soul knoweth right well.”
8 Mar 2025
Selamat Hari Sabat
7 Mar 2025
Selamat Datang Hari Yang Suci
Renungan Buka Sabat - SABAT KESEPULUH - HUKUM HARI SABAT
Tetaplah ingat dan kuduskanlah hari Sabat, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang manapun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan berhenti seperti engkau juga. Ulangan 5:12-14
“Hari Sabat tidak ditampilkan sebagai satu lembaga yang baru tetapi sebagai sesuatu yang telah dimulaikan waktu penciptaan bumi ini. Itu harus diingat dan dipelihara sebagai satu peringatan dari pekerjaan Khalik. Dengan menunjuk kepada Allah sebagai pencipta langit dan bumi, Sabat membedakan Allah yang besar dari ilah-ilah yang palsu. Semua orang yang memelihara hari yang ketujuh menyatakan oleh perbuatan ini bahwa mereka adalah penyembah-penyembah Tuhan. Dengan demikian, Sabat merupakan tanda kesetiaan manusia kepada Allah selama di dunia ini masih ada seseorang yang melayani Dia. Hukum yang keempat adalah satu-satunya dari antara sepuluh hukum itu, di mana di dalamnya didapati baik nama dan juga gelar Pemberi Hukum itu. Itu adalah satu-satunya yang menunjukkan oleh kuasa siapa hukum itu telah diberikan. Dengan demikian itu mengandung meterai Allah, yang dicantumkan dalam hukumNya sebagai bukti bahwa hukum itu otentik dan mempunyai kuasa yang mengikat.
“Allah telah memberikan kepada manusia enam hari untuk bekerja dan Ia menuntut agar pekerjaan mereka itu dilakukan dalam enam hari kerja itu. Perbuatan-perbuatan yang bersifat menuntun dan berkemurahan diizinkan pada hari Sabat, orang sakit yang menderita harus dirawat; tetapi pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu harus dihindarkan sama sekali. ‘Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat, dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudusKu; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan” dan hari kudus Tuhan “hari yang mulia,” apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu.” Larangan ini tidak berhenti sampai di sini. ‘Atau berkata omong kosong,’ kata nabi itu. Mereka yang memperbincangkan soal-soal urusan dagang atau mengadakan rencana-rencana pada hari Sabat dianggap oleh Allah seakan-akan telah mengadakan dengan sebenarnya transaksi dari pada urusan itu.
“Untuk menguduskan hari Sabat, kita jangan membiarkan pikiran kita sekalipun untuk memikir-mikirkan tentang perkara-perkara yang bersifat duniawi. Dan hukum ini mencakup semua orang yang ada di dalam rumah kita. Semua anggota keluarga dalam rumah harus mengesampingkan urusan duniawi mereka selama jam-jam yang suci itu. Semua harus bersatu untuk menghormati Allah oleh pelayanan yang sukarela pada hariNya yang suci itu.” Alfa dan Omega 1, hl. 359, 360.
Dalam keterangan di atas telah disinggung tentang kegiatan sosial yang boleh diadakan atau dilakukan pada hari Sabat. Namun, pekerjaan sebagai profesi kita harus dihentikan sama sekali. Mengenai pekerjaan atau kegiatan yang boleh diadakan pada hari Sabat akan kita uraikan pada bagian lain dalam buku Renungan Bukan Sabat ini.
Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!
Bukit Kehancuran
Halo Readers yang aku sayangi!
Apa kabar kalian semua? Aku harap kalian semua sehat dan bahagia selalu ya. Hari ini aku baca renungan harian di aplikasi Alkitab aku judul hari ini adalah "Bukit Kehancuran" aku suka banget renungan hari ini.
Juga renungan pagi yang di buat oleh konfrens Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, itu bagus banget setiap harinya. Jadi buat teman-teman yang Advent, jangan lupa untuk renungan pagi ya sebelum melakukan aktivitas sehari-hari.
Tapi yang aku mau share di sini adalah renungan yang aku baca di aplikasi Alkitab yang aku pake ya guys.
Berikut ini isi renungannya:
Pada Perjanjian Lama, Bukit Zaitun yang terletak di sisi timur Yerusalem, dianggap sebagai tempat di mana banyak peristiwa sedih terjadi. Daud melarikan diri dari kejaran anaknya, Absalom. Sambil menangis, menyelubungi kepala, dan tidak berkasut, Daud mendaki sampai ke puncaknya (2 Samuel 15:30). Raja Salomo mendirikan altar, tempat pemujaan bagi Kamos dan Molokh—ilah-ilah yang disembah oleh orang Moab dan Amon (1 Raja-raja 11:7). Bukit Zaitun juga lantas dijuluki Bukit Kehancuran ketika Raja Yosia menajiskan tempat-tempat pemujaan yang ada di sebelah timur Yerusalem (2 Raja-raja 23:13). Bukit ini adalah pengingat akan apa yang terjadi ketika umat Tuhan melakukan kejahatan di mata-Nya dan menolak untuk bertobat.
Berhadapan dengan Bukit Zaitun, terdapat bangunan Bait Allah. Sejarah mencatat bahwa pada tahun 957 SM, tepatnya pada zaman Raja Salomo, Bait Allah pertama berhasil didirikan. Kehadiran Bait Allah menjadi identitas yang begitu dibanggakan, sehingga kehancurannya ikut pula melambangkan kehancuran Israel. Pada tahun 586, Babel menghancurkan Bait Allah. Bangsa Israel pun masuk ke dalam masa pembuangan kedua ke Babilonia. Pada zaman nabi Ezra, pembangunan kembali Bait Allah dilakukan ketika orang-orang Israel pulang kembali ke tanah perjanjian setelah runtuhnya Babel. Namun, lagi dan lagi, Bait Allah itu hancur. Pada tahun 70 M pasukan Romawi merobohkannya, seperti apa yang Yesus nubuatkan.
Seperti telah diceritakan sebelumnya bahwa Bait Allah lebih dari sekadar bangunan bagi orang Israel, para murid Yesus pun sangat terkesan dengan keindahan arsitekturnya ketika mereka duduk bersama Yesus di Bukit Zaitun. Salah seorang murid berkata, “Guru, lihatlah betapa besarnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!” (ayat 1). Namun, Yesus menunjukkan sikap berbeda. Saat Dia memandang bait itu, Yesus memberitahu para murid bahwa Bait Allah akan diruntuhkan (ayat 2). Perbedaan sikap yang kontras ini membuat para murid heran. Pada ayat ke-empat, mereka bertanya kapan nubuatan itu akan digenapi?
Yesus tidak menjawab dengan angka spesifik, melainkan dengan memberi peringatan. Pada ayat 5, Yesus mengatakan “waspadalah”, dan “hati-hatilah” pada ayat 9. Dua kata kerja ini dipilih Yesus untuk menekankan betapa Dia ingin agar mereka bersiap akan kehancuran yang dinubuatkan dan juga berjaga-jaga untuk kedatangan-Nya yang kedua. Yesus tidak ingin para murid lengah dan tersesat.
Peringatan yang Yesus katakan kepada murid adalah peringatan yang juga disampaikan pada kita hari ini. Saat kita berdiri di atas “Bukit Zaitun” versi kita sendiri dan memandang keindahan lahiriah yang melekat pada kita, kita mungkin tergoda untuk berpikir bahwa tidak ada yang salah atau perlu diperbaiki dari diri kita. Namun, jika kita jujur dan menelaah jauh ke dalam hati kita, apakah yang akan kita temukan? Apakah kita seperti orang-orang di Alkitab yang menolak untuk berbalik dari dosa-dosanya? Atau, apakah kita siap sedia dan berjaga-jaga setiap waktu untuk menyambut kedatangan Kristus yang kedua?
Kiranya kita selalu menguji diri kita dan hidup dalam terang kedatangan-Nya, sehingga kita tidak lengah dan berpuas diri.
Refleksi:
1. Adakah “Bukit Kehancuran” dalam hidup kita pribadi dan gereja kita hari ini? Jika ada, apa yang akan kamu lakukan untuk menyingkirkan “Bukit Kehancuran” itu?
2. Pesan utama dari Markus 13 adalah agar kita “waspada” dan “hati-hati”. Bagaimana kamu bisa waspada, saat kamu menanti kedatangan Kristus yang kedua? Apa yang perlu kamu ubah, dan apa yang mungkin bisa kamu lakukan secara berbeda, saat kamu hidup dalam terang kedatangan-Nya?
Doa:
Allah Mahakuasa, tolonglah kami untuk waspada dan hati-hati, saat kami menanti kedatangan Kristus, Anak-Mu dan Juruselamat kami. Kiranya kami tidak tertidur dalam dosa, melainkan sekiranya kami Engkau dapati tetap setia melayani-Mu, dalam sukacita dan pengharapan. Dalam nama Kristus, amin.
Ada Amin?
Kiranya kita boleh menyingkirkan "bukit kehancuran" yang ada pada kita sehingga kita boleh menyediakan diri kita untuk menyambut hari kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali yang tidak lama lagi. Ingat! Kita sudah berada di ujung akhir dunia ini. Mari kita menyadari segala dosa kita, ampuni orang-orang yang telah menyakiti kita, jangan menyimpan dendam satu sama lain.
Kiranya Tuhan memberkati kita sepanjang hari ini bahkan sepanjang hidup kita. Amin.
28 Feb 2025
Renungan Buka Sabat - SABAT KESEMBILAN - MUJIZAT MANNA PADA HARI SABAT-3
Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu." Tetapi ketika pada hari ketujuh ada dari bangsa itu yang keluar memungutnya, tidaklah mereka mendapatnya. Keluaran 16:26, 27
“Setiap minggu selama dalam perjalanan mereka di padang belantara, orang Israel menyaksikan mujizat rangkap tiga, yang dimaksudkan untuk mengesankan pikiran mereka akan sucinya Sabat itu; manna dalam jumlah dua kali lipat diturunkan pada hari keenam, tidak ada manna pada hari yang ketujuh, dan persediaan yang diperlukan untuk Sabat terpelihara dan tetap mulus dan bersih, sedangkan jikalau dibiarkan tersisa pada hari-hari yang lain, manna itu tidak baik lagi untuk dimakan.
“Di dalam keadaan-keadaan yang berhubungan dengan pemberian manna itu kita mempunyai bukti yang menentukan bahwa Sabat bukan ditetapkan, seperti yang dikatakan oleh banyak orang, pada waktu hukum itu diberikan di gunung Sinai. Sebelum orang-orang Israel tiba di Sinai mereka telah mengerti bahwa Sabat merupakan sesuatu yang dituntut dari mereka. Dengan diperintahkannya untuk mengumpulkan manna dua kali lebih banyak setiap hari Jumat sebagai hari persediaan untuk Sabat, di mana tidak akan ada manna yang jatuh, sifat yang suci dari hari perhentian itu tetap diingatkan kepada mereka. Dan bilamana beberapa dari antara orang banyak itu keluar pada hari Sabat untuk mengumpulkan manna, Tuhan bertanya, “Berapa lama lagi kamu menolak mengikuti segala perintahKu dan hukumKu?”—Alfa dan Omega 1, hl. 345, 346.
Setelah pertanyaan di atas ini yang berupa tantangan dari Allah, Musa melanjutkan, “Perhatikanlah, Tuhan telah memberikan Sabat itu kepadamu; itulah sebabnya pada hari keenam Ia memberikan kepadamu roti untuk dua hari. Tinggallah kamu di tempatmu masing-masing, seorangpun tidak boleh keluar dari tempatnya pada hari ketujuh itu. Lalu beristirahatlah bangsa itu pada hari ketujuh.” Keluaran 16:29,30.
Berkaitan dengan pengudusan hari Sabat, Allah memberikan jaminan ekonomi kepada umatNya. Roh Nubuat menjelaskan, “Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.” Selama empat puluh tahun mereka telah diingatkan tiap-tiap hari oleh persediaan yang ajaib ini, akan kasih dan penjagaan Allah yang tidak pernah gagal. Dengan kata-kata pemazmur, Allah telah memberikan kepada mereka, “gandum dari langit. Setiap orang telah makan roti malaikat” (Mazmur 78:24,25)—makanan yang disediakan bagi mereka oleh malaikat-malaikat. Dicukupkan oleh “gandum dari langit” setiap hari mereka diajar bahwa dengan memiliki janji Allah, mereka terpelihara dari kekurangan sama halnya seperti mereka itu seolah-olah dikelilingi oleh ladang-ladang gandum di tanah yang subur di negeri Kanaan.”—Alfa dan Omega 1, hl. 346.
Pelajaran pendidikan kepada bangsa Israel badani dahulu kala, juga merupakan pelajaran pendidikan bagi kita bangsa Israel rohani. Kepada bangsa Israel badani diperintahkan untuk menguduskan hari Sabat, dan untuk itu mereka dijamin, dijaga dan dipelihara, dengan ekonomi yang baik oleh Allah. Berkat, jaminan, penjagaan, dan pemeliharaan yang sama dari Allah, juga menjadi bagian kita orang-orang Israel rohani.
Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!
21 Feb 2025
Renungan Buka Sabat - SABAT KEDELAPAN - MUJIZAT MANNA PADA HARI SABAT-2
Selanjutnya kata Musa: "Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah sabat untuk TUHAN, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu." Keluaran 16:25, 26
Keterangan Roh Nubuat, dalam Alfa dan Omega 1, hl. 344, 345 adalah sebagai berikut:
“Mereka diperintahkan untuk mengumpulkan tiap-tiap hari satu gomer satu orang; dan mereka tidak boleh menyimpannya sampai hari esok. Beberapa dari antara mereka mencoba menyimpannya sampai keesokan paginya tetapi mereka dapati itu tidak baik untuk dimakan. Persediaan untuk satu hari harus dikumpulkan waktu pagi; karena semua yang tersisa di tanah akan meleleh oleh sinar matahari.
“Di dalam mengumpulkan manna itu didapati bahwa orang yang telah mengumpulkan lebih banyak dan yang lain lebih sedikit dari pada jumlah yang telah ditentukan; tetapi ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.’ Keterangan dari ayat ini dan juga pelajaran praktis dari padanya, diberikan oleh Rasul Paulus di dalam suratnya yang kedua kepada orang-orang di Korintus. Ia berkata, “Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi keseimbangan. Seperti ada tertulis: Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.” (2 Korintus 8:13- 15).
Pada hari yang keenam orang banyak mengumpulkan dua gomer untuk masing-masing mereka. Pemimpin-pemimpin mereka dengan segera pergi mendapatkan Musa dan mengadukan kepada Musa apa yang telah dilakukan. Jawabnya adalah, “Inilah yang dimaksudkan Tuhan: Besok adalah hari perhentian penuh, Sabat yang kudus bagi Tuhan, maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi.” Mereka telah melakukan demikian dan mereka dapati bahwa manna itu tidak berubah. Selanjutnya kata Musa: Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah Sabat untuk Tuhan, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada Sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu.”
Tuhan menuntun agar hariNya yang suci itu dipelihara sama kudusnya seperti pada zaman Israel dahulu. Perintah yang diberikan kepada orang Israel itu harus dianggap oleh semua orang Kristen sebagai satu perintah dari Allah kepada mereka. Hari sebelum Sabat harus menjadi sebagai satu hari persediaan, agar segala sesuatu dapat dipersiapkan untuk jam-jam yang suci itu. Bagaimanapun juga janganlah urusan kita sampai mengambil waktu yang suci itu... Pekerjaan yang dibiarkan sampai kepada permulaan Sabat harus tetap dibiarkan sampai Sabat berlaku. Cara seperti ini akan dapat menolong ingatan dari pada yang lalai itu, dan menjadikan mereka lebih berhati-hati untuk melaksanakan tugas mereka dalam enam hari bekerja itu.”
Semoga dengan keterangan Roh Nubuat ini, kita yang sudah lama menjadi Advent maupun yang baru menjadi Advent akan lebih mengerti dan dikuatkan untuk menguduskan hari suci Allah yaitu hari Sabat yang diberikan Allah kepada manusia sejak di Taman Eden.
Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!
14 Feb 2025
Renungan Buka Sabat - SABAT KETUJUH - MUJIZAT PADA HARI SABAT-1
Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi." Keluaran 16:23
Untuk melestarikan pemeliharaan hari Sabat, Allah membuat mujizat dengan menurunkan manna dari langit. Ia memerintahkan pada Musa supaya menyampaikan kepada bangsa Israel bagaimana aturan main dengan manna itu. Bahwa manna itu akan turun setiap hari dan pagi-pagi mereka harus memungutnya; tetapi pada hari ketujuh adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi Tuhan; manna itu tidak akan turun. Jadi pada hari keenam mereka harus memungut dua kali lipat banyaknya.
“Beginilah perintah Tuhan: Pungutlah itu tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa. Demikianlah diperbuat orang Israel, mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit. Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya.” Keluaran 16:16-18.
Jadi Allah memerintahkan supaya setiap jiwa memungut sebanyak satu gomer (satu gomer kurang lebih tiga setengah liter), untuk ia makan sepanjang hari itu. Namun, ada kalanya bangsa itu tidak memperhatikan perintah Tuhan, karena ada yang memungut banyak-banyak, dan sebaliknya ada yang memungut hanya sedikit. Apa yang terjadi? Ketika mereka mengukurnya, ternyata yang memungut banyak tidak berkelebihan, dan yang memungut sedikit, tidak kekurangan. Artinya kalau anggota keluarga terdiri atas lima orang tetapi memungut delapan gomer, setelah ditakar di perkemahan, ternyata yang ada tepat cuma lima gomer; sebaliknya, keluarga yang terdiri atas enam orang tetapi hanya memungut empat gomer, setelah ditakar ada enam gomer. Allah terus memimpin bangsa itu dengan mujizat.
Sesuai dengan perintah Tuhan, “Musa berkata kepada mereka, “Seorangpun tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi.” Tetapi ada yang tidak mendengarkan Musa dan meninggalkan dari padanya sampai pagi, lalu berulat dan berbau busuk.” Melihat hal itu musa menjadi marah kepada mereka. Keluaran 16:19, 20. Di sini marah oleh sebab dari antara bangsa itu ada yang tidak menuruti perintah Tuhan, sedangkan mereka tidak usah bekerja keras dalam perjalanan itu, tinggal memungut makanan itu setiap pagi. Telah diperintahkan supaya yang dipungut hari itu harus dimakan sampai habis hari itu; karena apabila ada yang tersisa, itu akan menjadi berulat dan berbau busuk. Dengan kata lain yang sisa itu, yang tidak dihabiskan itu, tidak lagi dapat dimakan.
Dalam menerapkan peraturan itu Tuhan Allah hendak menuntun bangsa itu bagaimana menguduskan hari Sabat yang tidak pernah lagi mereka kuduskan selama berada di Mesir, karena mereka berada di bawah penindasan Raja firaun yang tidak mengenal Yusuf, di Mesir di bawah Firaun yang bengis, mereka menjadi bangsa budak yang harus bekerja keras, sebagai hamba-hamba orang Mesir, yang dengan demikian tidak ada lagi kesempatan untuk memelihara dan menguduskan hari Sabat.
Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!
7 Feb 2025
Renungan Buka Sabat - SABAT KEENAM - HARI SABAT DAN BANGSA ISRAEL
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari." Keluaran 16:4, 5
Ketika bangsa Israel yang dipimpin oleh Musa dan Harun keluar dari Mesir, mereka telah lama tidak menguduskan Sabat. Di bawah perbudakan bangsa Mesir, mereka harus bekerja setiap hari sepanjang minggu. Dengan demikian tidak ada waktu bagi mereka untuk memelihara hukum Allah. Itulah sebabNya Allah harus membawa mereka keluar dari negeri perhambaan. Keberadaan mereka selaku satu bangsa adalah kegenapan janji Allah kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Namun dalam perjalanan mereka menuju tanah Perjanjian tidak semudah yang mereka bayangkan. Mereka memang merindukan tanah yang indah dan permai, tanah yang penuh dengan susu dan air madu. Tetapi ternyata baru beberapa hari dalam perjalanan mereka mulai bersungut-sungut pada Musa dan Harun akan hal makanan. Dan Tuhan, Allah yang di sorga mendengar dan melihat persungutan mereka.
“Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun. Dan berkata kepada mereka: “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan Tuhan ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.” Keluaran 16:2,3. Atas persungutan bangsa itu, Tuhan mempunyai dua maksud. (1) Ia ingin menyatakan kepada bangsa itu akan kuasaNya yang sanggup memelihara mereka. (2) Ia ingin mendidik mereka untuk menghormatiNya pada hari Sabat. Maka atas keinginan mereka akan makanan di Mesir, Allah menurunkan roti dari sorga yang kemudian disebut “manna.” Selanjutnya Ia hendak mendidik mereka untuk menjadi bangsa pilihan yang akan mewarisi tanah Perjanjian.
Pendidikan terhadap bangsa itu antara lain adalah menegakkan kembali lembaga hari perhentian, yaitu hari Sabat. Dengan membuat mujizat melalui menurunkan manna dari langit Allah ingin menunjukkan pada bangsa itu tentang kekudusan hari Sabat. “Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi... Musa berkata kepada mereka: “Inilah roti yang diberikan Tuhan kepadamu menjadi makananmu.... pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya.... Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya.
Mengapa? Oleh sebab pada hari ketujuh (hari sabat) roti itu tidak akan turun. Mereka tidak boleh bekerja memungut manna pada hari Sabat. Mereka harus berhenti dan menguduskan hari Sabat itu. Kita akan mempelajari mujizat tentang manna (roti sorga) itu Sabat depan. Bagaimana Allah mendidik bangsa Israel untuk menguduskan hari Sabat, karena mereka adalah bangsa pilihan Allah.
Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!
31 Jan 2025
Renungan Buka Sabat - SABAT KELIMA - SABAT, PERINGATAN PENCIPTAAN
Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Kejadian 2:1. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. Kejadian 1:31. Pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai? Ayub 38:7.
“Allah yang agung itu telah menjadikan bumi ini; Ia telah menjadikan bumi ini seluruhnya dengan jubah keindahan dan memenuhinya dengan benda-benda yang berguna bagi manusia; Ia telah menciptakan segala keajaiban-keajaiban di darat dan di laut. Dalam enam hari pekerjaan untuk menciptakan itu telah dilaksanakan. “Berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah di buat-Nya itu.” Allah memandang akan hasil perbuatan tangan-Nya dengan puas. Segala sesuatunya sempurna, layak disebut ciptaan Ilahi, dan Ia pun berhenti, bukan seperti seorang manusia yang merasa lelah, melainkan karena senang dengan segala hasil dari pada hikmat, kebajikan serta pernyataan kemuliaan-Nya.
“Setelah berhenti pada hari yang ketujuh, Allah menyucikannya atau mengasingkannya sebagai suatu hari perhentian bagi manusia. Untuk mengikuti teladan Khaliknya, manusia harus berhenti pada hari yang suci ini, sehingga bilamana ia memandang ke langit dan bumi ia dapat mengingat kembali akan pekerjaan penciptaan yang besar itu; dan bila ia melihat bukti dari hikmat dan kebajikan Tuhan, hatinya akan dipenuhi oleh cinta dan hormat akan Khaliknya.
“Di Eden, Allah telah menetapkan satu peringatan akan pekerjaan penciptaan yang telah dilakukanNya itu, dengan memberkati hari yang ketujuh. Hari Sabat telah diberikan kepada Adam, bapa dan wakil seluruh umat manusia. Pemeliharaan hari Sabat haruslah merupakan satu pengakuan yang disertai rasa terima kasih dari semua orang yang akan mendiami bumi ini bahwa Allah adalah Khalik mereka dan Raja mereka yang sebenarnya; bahwa mereka adalah ciptaan tanganNya dan berada di bawah kekuasaanNya. Dengan demikian lembaga ini seluruhnya bersifat memperingati dan diberikan untuk seluruh umat manusia. Hari Sabat bukan merupakan suatu bayang-bayang dan terbatas kepada segolongan orang yang tertentu saja.
“Allah melihat bahwa hari Sabat perlu untuk manusia sekalipun di Firdaus, Ia perlu untuk mengesampingkan kepentingan serta urusan-urusan peribadinya satu hari dalam satu minggu agar ia dapat merenung-renungkan dengan lebih dalam akan pekerjaan Allah serta kebajikan kuasa-Nya. Ia memerlukan satu hari Sabat untuk lebih mengingatkannya akan Allah dan membangkitkan rasa syukur oleh segala sesuatu yang dinikmati dan dimiliki itu berasal dari tangan Khalik yang pemurah.”
Semua uraian di atas ini merupakan tulisan Roh Nubuat yang dikutip dari buku Alfa dan Omega 1, hl. 39, 40; di mana apa yang kita uraikan lebih dahulu tentang hari Sabat tidaklah berbeda dengan ulasan dari sumber utama kita, yaitu tulisan Roh Nubuat, sebagai salah satu ciri khas suatu umat di zaman akhir ini, umat yang menunggu kedatangan Yesus yang kedua kali. Semoga kita akan bersabat dengan Dia dan segala umat tebusan di dalam sorga yang mulia itu.
Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!
30 Jan 2025
21 Tahun Tanpannya
28 Jan 2025
Curhat Diawal Tahun
24 Jan 2025
Renungan Buka Sabat - BERHENTI KERJA PADA HARI SABAT
Tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Keluaran 20:10
Dalam ayat di atas ini dijelaskan oleh Tuhan dalam hukum-Nya yang keempat, siapa-siapa saja yang harus berhenti dari pekerjaannya pada hari Sabat. Tampaknya ayat di atas ini secara lugas tertuju pada orang tua, lebih-lebih lagi seorang ayah yang menjadi kepala rumah tangga; dan juga sebagai pendampingnya seorang ibu. Kata engkau di atas adalah untuk ayah atau ibu yang menjadi pemimpin-pemimpin di rumah. “Maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau (ayah atau ibu) atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.”
Jadi yang harus berhenti dari pekerjaan pada hari Sabat ialah seisi rumah. Orang tua, anak-anak, pembantu-pembantu, dan tamu yang menumpang di rumah kita. Semuanya, tidak terkecuali. Dan ini merupakan perintah Allah yang wajib dituruti oleh manusia. Sebagai orang tua, terlebih sang ayah, ia merupakan seorang imam dalam keluarga. Ia harus memimpin acara-acara di rumah yang merupakan kegiatan memelihara dan menguduskan hari Sabat, dikatakan engkau atau kita harus berhenti dari pekerjaan artinya kita tidak pergi ke kantor sebagaimana pada hari biasa untuk menjalankan bisnis pada hari Sabat. Artinya anak-anak laki-laki dan perempuan tidak pergi ke sekolah dan juga tidak melakukan kegiatan olahraga pada hari Sabat. Para pembantu juga harus berhenti pada hari Sabat artinya mereka tidak mencuci pada hari Sabat, tidak membersihkan pekarangan, tidak pergi belanja pada hari Sabat. Begitu juga tamu yang menumpang di rumah harus ikut berhenti dari pekerjaanNya pada hari Sabat.
Lalu yang terakhir hewanmu. Kita belum menyebutkan di atas sang petani yang tidak pergi ke kebun atau ladang untuk menggarap lahannya. Biasanya para petani menggunakan hewan sapi untuk membajak tanahnya, maka pada hari Sabat hewannya itu tidak digunakan untuk bekerja pada hari Sabat. Kuda yang menarik kereta harus diistirahatkan, begitu juga hewan-hewan lain yang biasa digunakan untuk bekerja mencari nafkah semuanya harus berhenti pada hari Sabat. Hewan-hewan ini juga akan diberkati oleh Allah.
Apakah yang harus kita lakukan bilamana kita berhenti dari pekerjaan kita pada hari Sabat. Nah, di sisi lain hari Sabat adalah hari menyembah Allah, hari berbakti pada Allah. Untuk menjaga hubungan kita dengan Allah, maka kita wajib mengadakan kebaktian pada hari Sabat. Dengan kata lain kita harus pergi ke Gereja. Di gereja kita bertemu dengan saudara-saudara kita orang percaya. Kita mengadakan persekutuan bersama-sama. Bersatu dalam memuji dan memuliakan Allah; karena Dia adalah Khalik kita yang mau memberkati dan menguduskan kita.
Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!
17 Jan 2025
Renungan Buka Sabat - SABAT KETIGA - BERKAT DAN KEKUDUSAN HARI SABAT
Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Keluaran 20:11
Bagian terakhir dari hukum keempat ini, identik dengan ayat awal kita dalam buku ini. di sini dijelaskan bahwa Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Lalu Ia berhenti pada hari ketujuh. Seperti yang telah kita uraikan sebelumnya bahwa Ia berhenti bukan oleh sebab Ia sudah lelah, tetapi oleh sebab ada maksud dan tujuanNya. Apakah maksud dan tujuan-Nya? Akhir dari pada ayat di atas: “Itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.” Di sini Allah mempunyai maksud dan tujuan khusus terhadap hari Sabat itu. Ia memberkati dan menguduskan hari Sabat itu. Dan inilah perbedaan hari Sabat itu dengan hari-hari lain dalam satu minggu.
Mengapa demikian? Dalam zaman ini manusia yang mengaku beragama di dunia mempunyai hari suci, yang mereka akui sebagai hari untuk berbakti. Ada yang pergi ke gereja pada hari Minggu, ada yang berjumat pada hari Jumat, namun, hari-hari lain, selain dari pada hari Sabat, boleh saja manusia menganggap itu, hari Suci, mereka boleh beribadah, boleh pergi ke gereja, tetapi Allah tidak memerintahkan untuk menguduskan hari lain, selain hari Sabat itu. Kekhususan hari Sabat hari ketujuh dalam minggu ialah, Allah memberkati dan menguduskannya. Hari-hari lain tidak dibuat Allah demikian. Dengan jelas Allah tidak memberkati hari minggu, hari Senin, hari Selasa, hari Rabu, hari Kamis, dan hari Jumat. Tetapi pada hari yang ketujuh, hari Sabtu yaitu hari Sabat, Allah berhenti lalu memberkati dan menguduskan hari ketujuh itu.
Lalu, oleh sebab Ia adalah Allah Yang Mahakuasa, Ia yang menciptakan kita manusia dengan kasih-Nya yang besar, ingin supaya kita walaupun berdosa, akan Ia berkati dan kuduskan, Dan bersamaan dengan Ia memberkati hari Sabat; barangsiapa yang memelihara dan menguduskan hari Sabat, juga akan diberkati dan dikuduskan oleh Tuhan. Manusia boleh meminta ampun atas dosanya, sehingga ia berhak masuk ke sorga, dan pengampunan Allah itu telah diberikan dengan cuma-cuma melalui kematian Yesus Kristus di atas salib di bukit Golgota, tetapi manusia yang telah diampuni harus dikuduskan baru menjadi layak untuk masuk sorga. Dan pengudusan atas kita antara lain bila kita memelihara dan menguduskan hari Sabat.
Dengan pelajaran kita hari ini, marilah kita berusaha dengan sungguh-sungguh, dengan segala kekuatan yang dikaruniakan Allah pada kita supaya kita bukan hanya berhak tetapi juga berlayak untuk memperoleh keselamatan yang telah disediakan Allah bagi kita. Kita akan dapat diterima oleh Juruselamat yang menebus kita, sehingga kita dapat menikmati hidup yang kekal sampai selama-lamanya!
Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!
16 Jan 2025
Praise the Lord by Heritage Singers
https://youtu.be/A4GWg4b5IXU?si=TwK7D4MGe_1K_viq
When you're up against a struggle
That shatters all your dreams
And your hopes have been crushed
By Satan's manifested schemes
And you feel the urge within you
To submit to earthly fears
Don't let the faith you're standing in
Seem to disappear
Praise the Lord
He can work through those who praise Him
Praise the Lord
For our God inhabits praise
Praise the Lord
For the chains that seem to bind you
Serve only to remind you
That they drop powerless behind you
When you praise Him
Now Satan is a liar
And he wants to make us think
That we are paupers when he knows himself
We're children of the King
So lift up the mighty shield of faith
For the battle must be won
We know that Jesus Christ has risen
So the work's already done
Praise the Lord
He can work through those who praise Him
Praise the Lord
For our God inhabits praise
Praise the Lord
For the chains that seem to bind you
Serve only to remind you
That they drop powerless behind you
When you Praise Him
Praise Him
Praise the Lord
He can work through those who praise Him
Praise the Lord
For our God inhabits praise
Praise the Lord (praise the Lord)
For the chains that seem to bind you
Serve only to remind you
That they drop powerless behind you
When you praise Him
When you praise Him (praise the Lord)
When you praise Him (when you praise Him)
Praise Him
When you praise Him (when you praise Him)
When you praise the Lord
Source: Musixmatch
10 Jan 2025
Renungan Buka Sabat - SABAT KEDUA - SABAT, HARI KETUJUH DAN PERHENTIAN
Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Keluaran 20:8-10
Dewasa ini banyak orang mengaku percaya pada Allah, tetapi mereka tidak mau melakukan seluruh perintah Allah. Allah memerintahkan supaya mengingat dan menguduskan hari Sabat. Namun, banyak orang berdalih manakah hari Sabat itu dalam tujuh hari satu minggu. Kata Sabat tidak tercantum dalam kalender. Yang ada dalam Kalender yaitu hari Sabtu. Bagaimana kita dapat mencocokkan hari Sabat dengan hari Sabtu? Walaupun Sabat tidak tercantum dalam kalender, tetapi pengertian bahasa dapat menjelaskan dengan tuntas mengenai kecocokan hari Sabat dengan hari Sabtu. Menurut bahasa Ibrani Sabat (Sabaah) artinya perhentian, sedangkan Sabtu dalam bahasa Arab artinya ketujuh; maka dengan demikian tidaklah sulit untuk mengetahui dan memahami kecocokan hari Sabat dengan hari Sabtu.
Tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu.” Keluaran 20:10. Ayat ini menjelaskan hari ketujuh (Sabtu) adalah hari Sabat (hari perhentian) Tuhan, Allahmu.” Keluaran 20:10. Di dunia, manusia dapat menentukan satu tahun adalah 365 hari; 52 minggu; 12 bulan; dengan menghitung dan mengukur peredaran bumi yang berputar mengelilingi matahari. 365 hari oleh sebab bumi berputar dan beredar 365 kali mengelilingi matahari. 52 minggu karena selama itu ada 52 kali tujuh hari ditambah satu hari. 12 bulan oleh sebab selama satu tahun terjadi 12 kali bulan purnama. Ini semua dapat dihitung dan ditetapkan oleh manusia. Tetapi 1 minggu adalah 7 hari tidak dapat ditetapkan oleh manusia, sebab Tuhan Allah sendiri yang membuatnya demikian. Tuhan Allah sendiri yang menetapkan, yang memantulkan bahwa 1 minggu adalah tujuh hari.
“Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam” (Kejadian 1:31). Ayat ini menegaskan bahwa dunia ini dan isinya dijadikan Allah dalam waktu enam hari lamanya. “Maka... berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu (Kejadian 2:2). Jadi pekerjaan penciptaan lamanya 6 hari dan hari ketujuh Allah berhenti, bukan oleh sebab Ia sudah lelah, melainkan Ia dengan kewibawaannya mengkhususkan hari ketujuh itu menjadi hari yang diberkati dan dikuduskan. Dan, genaplah satu minggu itu adalah tujuh hari. Jadi hari Sabat (perhentian) adalah hari Sabtu (ketujuh dalam minggu). Sepanjang isi Alkitab dari buku Kejadian sampai buku Wahyu, tidak ada hari lain yang ditetapkan Allah sebagai hari kudusNya, selain hari Sabat hari yang ketujuh itu; yang wajib kita ingat dan kuduskan.
Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!
3 Jan 2025
Renungan Buka Sabat - SABAT PERTAMA - AWAL PENGUDUSAN SABAT
Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Kejadian 2:1-3
Allah menciptakan langit dan bumi dalam waktu enam hari. Tetapi satu minggu adalah tujuh hari; dan hari yang ketujuh diberkati dan dikuduskan Allah. “Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya.” Kejadian 2:3.
Ketika Allah selesai menjadikan langit dan bumi serta segala isinya, ada dua lembaga suci yang didirikan oleh Allah. Yang pertama adalah lembaga pernikahan; dan yang kedua adalah lembaga hari perhentian. Lembaga perhentian itu adalah hari Sabat. Apakah maksud Allah dengan menciptakan lembaga perhentian atau hari Sabat? “Kuduskanlah hari-hari SabatKu, sehingga itu menjadi peringatan di antara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah Tuhan Allahmu.” Yehezkiel 20:20.
Menurut nabi Yehezkiel, hari Sabat itu diberikan oleh Tuhan untuk menjadi peringatan antara Tuhan dan kita manusia. Dalam terjemahan lain menjadi peringatan adalah menjadi tanda perhubungan antara Tuhan sendiri dan kita manusia yang berdosa. Sebenarnya manusia yang berdosa telah putus hubungannya dengan Allah. “Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu” Yesaya 59:1, 2. Tetapi Allah dalam kasih dan kemurahanNya terhadap kita manusia yang berdosa tetap memberi kesempatan pada kita untuk memegang hubungan dengan Dia melalui menguduskan hari Sabat.
Bilamana kita berhenti dari segala pekerjaan kita pada hari Sabat, lalu menguduskannya, maka Allah, Khalik langit dan bumi akan memberkati dan menguduskan kita. Sebagaimana Ia memberkati dan menguduskan hari yang ketujuh itu, begitulah Ia akan memberkati dan menguduskan orang yang menghormati lembaga hari perhentian yang ditetapkan Allah sejak kejadian dunia. Jika kita mau diberkati dan dikuduskan, supaya tetap memiliki hubungan baik dengan Allah, marilah kita mengingat dan menguduskan hari Sabat itu dengan bersukacita.
Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!
Featured post
-
God's Throne and Angel Ministry T ake heed that ye despise not one of these little ones; for I say unto you, that in heaven their angels...
-
TUJUAN PEMUDA ADVENT “ Pekabaran Advent Ke Seluruh Dunia Dalam Zaman Ini “ Setiap kegiatan dalam lingkungan Pemuda Advent...
-
Consecration Requires Decisions T he sacrifices of God are a broken spirit: a broken and a contrite heart, O God, thou wilt not despise. Ps...