28 Feb 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KESEMBILAN - MUJIZAT MANNA PADA HARI SABAT-3

 


Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu." Tetapi ketika pada hari ketujuh ada dari bangsa itu yang keluar memungutnya, tidaklah mereka mendapatnya. Keluaran 16:26, 27


“Setiap minggu selama dalam perjalanan mereka di padang belantara, orang Israel menyaksikan mujizat rangkap tiga, yang dimaksudkan untuk mengesankan pikiran mereka akan sucinya Sabat itu; manna dalam jumlah dua kali lipat diturunkan pada hari keenam, tidak ada manna pada hari yang ketujuh, dan persediaan yang diperlukan untuk Sabat terpelihara dan tetap mulus dan bersih, sedangkan jikalau dibiarkan tersisa pada hari-hari yang lain, manna itu tidak baik lagi untuk dimakan.


“Di dalam keadaan-keadaan yang berhubungan dengan pemberian manna itu kita mempunyai bukti yang menentukan bahwa Sabat bukan ditetapkan, seperti yang dikatakan oleh banyak orang, pada waktu hukum itu diberikan di gunung Sinai. Sebelum orang-orang Israel tiba di Sinai mereka telah mengerti bahwa Sabat merupakan sesuatu yang dituntut dari mereka. Dengan diperintahkannya untuk mengumpulkan manna dua kali lebih banyak setiap hari Jumat sebagai hari persediaan untuk Sabat, di mana tidak akan ada manna yang jatuh, sifat yang suci dari hari perhentian itu tetap diingatkan kepada mereka. Dan bilamana beberapa dari antara orang banyak itu keluar pada hari Sabat untuk mengumpulkan manna, Tuhan bertanya, “Berapa lama lagi kamu menolak mengikuti segala perintahKu dan hukumKu?”—Alfa dan Omega 1, hl. 345, 346.


Setelah pertanyaan di atas ini yang berupa tantangan dari Allah, Musa melanjutkan, “Perhatikanlah, Tuhan telah memberikan Sabat itu kepadamu; itulah sebabnya pada hari keenam Ia memberikan kepadamu roti untuk dua hari. Tinggallah kamu di tempatmu masing-masing, seorangpun tidak boleh keluar dari tempatnya pada hari ketujuh itu. Lalu beristirahatlah bangsa itu pada hari ketujuh.” Keluaran 16:29,30.


Berkaitan dengan pengudusan hari Sabat, Allah memberikan jaminan ekonomi kepada umatNya. Roh Nubuat menjelaskan, “Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.” Selama empat puluh tahun mereka telah diingatkan tiap-tiap hari oleh persediaan yang ajaib ini, akan kasih dan penjagaan Allah yang tidak pernah gagal. Dengan kata-kata pemazmur, Allah telah memberikan kepada mereka, “gandum dari langit. Setiap orang telah makan roti malaikat” (Mazmur 78:24,25)—makanan yang disediakan bagi mereka oleh malaikat-malaikat. Dicukupkan oleh “gandum dari langit” setiap hari mereka diajar bahwa dengan memiliki janji Allah, mereka terpelihara dari kekurangan sama halnya seperti mereka itu seolah-olah dikelilingi oleh ladang-ladang gandum di tanah yang subur di negeri Kanaan.”—Alfa dan Omega 1, hl. 346.


Pelajaran pendidikan kepada bangsa Israel badani dahulu kala, juga merupakan pelajaran pendidikan bagi kita bangsa Israel rohani. Kepada bangsa Israel badani diperintahkan untuk menguduskan hari Sabat, dan untuk itu mereka dijamin, dijaga dan dipelihara, dengan ekonomi yang baik oleh Allah. Berkat, jaminan, penjagaan, dan pemeliharaan yang sama dari Allah, juga menjadi bagian kita orang-orang Israel rohani.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

21 Feb 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KEDELAPAN - MUJIZAT MANNA PADA HARI SABAT-2

 


Selanjutnya kata Musa: "Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah sabat untuk TUHAN, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu." Keluaran 16:25, 26


Keterangan Roh Nubuat, dalam Alfa dan Omega 1, hl. 344, 345 adalah sebagai berikut:


“Mereka diperintahkan untuk mengumpulkan tiap-tiap hari satu gomer satu orang; dan mereka tidak boleh menyimpannya sampai hari esok. Beberapa dari antara mereka mencoba menyimpannya sampai keesokan paginya tetapi mereka dapati itu tidak baik untuk dimakan. Persediaan untuk satu hari harus dikumpulkan waktu pagi; karena semua yang tersisa di tanah akan meleleh oleh sinar matahari.


“Di dalam mengumpulkan manna itu didapati bahwa orang yang telah mengumpulkan lebih banyak dan yang lain lebih sedikit dari pada jumlah yang telah ditentukan; tetapi ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.’ Keterangan dari ayat ini dan juga pelajaran praktis dari padanya, diberikan oleh Rasul Paulus di dalam suratnya yang kedua kepada orang-orang di Korintus. Ia berkata, “Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi keseimbangan. Seperti ada tertulis: Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.” (2 Korintus 8:13- 15).


Pada hari yang keenam orang banyak mengumpulkan dua gomer untuk masing-masing mereka. Pemimpin-pemimpin mereka dengan segera pergi mendapatkan Musa dan mengadukan kepada Musa apa yang telah dilakukan. Jawabnya adalah, “Inilah yang dimaksudkan Tuhan: Besok adalah hari perhentian penuh, Sabat yang kudus bagi Tuhan, maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi.” Mereka telah melakukan demikian dan mereka dapati bahwa manna itu tidak berubah. Selanjutnya kata Musa: Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah Sabat untuk Tuhan, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada Sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu.”


Tuhan menuntun agar hariNya yang suci itu dipelihara sama kudusnya seperti pada zaman Israel dahulu. Perintah yang diberikan kepada orang Israel itu harus dianggap oleh semua orang Kristen sebagai satu perintah dari Allah kepada mereka. Hari sebelum Sabat harus menjadi sebagai satu hari persediaan, agar segala sesuatu dapat dipersiapkan untuk jam-jam yang suci itu. Bagaimanapun juga janganlah urusan kita sampai mengambil waktu yang suci itu... Pekerjaan yang dibiarkan sampai kepada permulaan Sabat harus tetap dibiarkan sampai Sabat berlaku. Cara seperti ini akan dapat menolong ingatan dari pada yang lalai itu, dan menjadikan mereka lebih berhati-hati untuk melaksanakan tugas mereka dalam enam hari bekerja itu.”


Semoga dengan keterangan Roh Nubuat ini, kita yang sudah lama menjadi Advent maupun yang baru menjadi Advent akan lebih mengerti dan dikuatkan untuk menguduskan hari suci Allah yaitu hari Sabat yang diberikan Allah kepada manusia sejak di Taman Eden.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

14 Feb 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KETUJUH - MUJIZAT PADA HARI SABAT-1

 


Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi." Keluaran 16:23


Untuk melestarikan pemeliharaan hari Sabat, Allah membuat mujizat dengan menurunkan manna dari langit. Ia memerintahkan pada Musa supaya menyampaikan kepada bangsa Israel bagaimana aturan main dengan manna itu. Bahwa manna itu akan turun setiap hari dan pagi-pagi mereka harus memungutnya; tetapi pada hari ketujuh adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi Tuhan; manna itu tidak akan turun. Jadi pada hari keenam mereka harus memungut dua kali lipat banyaknya.


“Beginilah perintah Tuhan: Pungutlah itu tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa. Demikianlah diperbuat orang Israel, mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit. Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya.” Keluaran 16:16-18.


Jadi Allah memerintahkan supaya setiap jiwa memungut sebanyak satu gomer (satu gomer kurang lebih tiga setengah liter), untuk ia makan sepanjang hari itu. Namun, ada kalanya bangsa itu tidak memperhatikan perintah Tuhan, karena ada yang memungut banyak-banyak, dan sebaliknya ada yang memungut hanya sedikit. Apa yang terjadi? Ketika mereka mengukurnya, ternyata yang memungut banyak tidak berkelebihan, dan yang memungut sedikit, tidak kekurangan. Artinya kalau anggota keluarga terdiri atas lima orang tetapi memungut delapan gomer, setelah ditakar di perkemahan, ternyata yang ada tepat cuma lima gomer; sebaliknya, keluarga yang terdiri atas enam orang tetapi hanya memungut empat gomer, setelah ditakar ada enam gomer. Allah terus memimpin bangsa itu dengan mujizat.


Sesuai dengan perintah Tuhan, “Musa berkata kepada mereka, “Seorangpun tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi.” Tetapi ada yang tidak mendengarkan Musa dan meninggalkan dari padanya sampai pagi, lalu berulat dan berbau busuk.” Melihat hal itu musa menjadi marah kepada mereka. Keluaran 16:19, 20. Di sini marah oleh sebab dari antara bangsa itu ada yang tidak menuruti perintah Tuhan, sedangkan mereka tidak usah bekerja keras dalam perjalanan itu, tinggal memungut makanan itu setiap pagi. Telah diperintahkan supaya yang dipungut hari itu harus dimakan sampai habis hari itu; karena apabila ada yang tersisa, itu akan menjadi berulat dan berbau busuk. Dengan kata lain yang sisa itu, yang tidak dihabiskan itu, tidak lagi dapat dimakan.


Dalam menerapkan peraturan itu Tuhan Allah hendak menuntun bangsa itu bagaimana menguduskan hari Sabat yang tidak pernah lagi mereka kuduskan selama berada di Mesir, karena mereka berada di bawah penindasan Raja firaun yang tidak mengenal Yusuf, di Mesir di bawah Firaun yang bengis, mereka menjadi bangsa budak yang harus bekerja keras, sebagai hamba-hamba orang Mesir, yang dengan demikian tidak ada lagi kesempatan untuk memelihara dan menguduskan hari Sabat.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

7 Feb 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KEENAM - HARI SABAT DAN BANGSA ISRAEL

 


Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari." Keluaran 16:4, 5


Ketika bangsa Israel yang dipimpin oleh Musa dan Harun keluar dari Mesir, mereka telah lama tidak menguduskan Sabat. Di bawah perbudakan bangsa Mesir, mereka harus bekerja setiap hari sepanjang minggu. Dengan demikian tidak ada waktu bagi mereka untuk memelihara hukum Allah. Itulah sebabNya Allah harus membawa mereka keluar dari negeri perhambaan. Keberadaan mereka selaku satu bangsa adalah kegenapan janji Allah kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Namun dalam perjalanan mereka menuju tanah Perjanjian tidak semudah yang mereka bayangkan. Mereka memang merindukan tanah yang indah dan permai, tanah yang penuh dengan susu dan air madu. Tetapi ternyata baru beberapa hari dalam perjalanan mereka mulai bersungut-sungut pada Musa dan Harun akan hal makanan. Dan Tuhan, Allah yang di sorga mendengar dan melihat persungutan mereka.


“Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun. Dan berkata kepada mereka: “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan Tuhan ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.” Keluaran 16:2,3. Atas persungutan bangsa itu, Tuhan mempunyai dua maksud. (1) Ia ingin menyatakan kepada bangsa itu akan kuasaNya yang sanggup memelihara mereka. (2) Ia ingin mendidik mereka untuk menghormatiNya pada hari Sabat. Maka atas keinginan mereka akan makanan di Mesir, Allah menurunkan roti dari sorga yang kemudian disebut “manna.” Selanjutnya Ia hendak mendidik mereka untuk menjadi bangsa pilihan yang akan mewarisi tanah Perjanjian.


Pendidikan terhadap bangsa itu antara lain adalah menegakkan kembali lembaga hari perhentian, yaitu hari Sabat. Dengan membuat mujizat melalui menurunkan manna dari langit Allah ingin menunjukkan pada bangsa itu tentang kekudusan hari Sabat. “Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi... Musa berkata kepada mereka: “Inilah roti yang diberikan Tuhan kepadamu menjadi makananmu.... pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya.... Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya.


Mengapa? Oleh sebab pada hari ketujuh (hari sabat) roti itu tidak akan turun. Mereka tidak boleh bekerja memungut manna pada hari Sabat. Mereka harus berhenti dan menguduskan hari Sabat itu. Kita akan mempelajari mujizat tentang manna (roti sorga) itu Sabat depan. Bagaimana Allah mendidik bangsa Israel untuk menguduskan hari Sabat, karena mereka adalah bangsa pilihan Allah.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

Featured post

Selamat Hari Sabat