16 May 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KEDUA PULUH - MENGHORMAT HARI SABAT

 

Renungan Buka Sabat


SABAT KEDUA PULUH


MENGHORMAT HARI SABAT


Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN. Yesaya 58:13, 14a


Ada sebuah ilustrasi yang perlu kita renungkan. Apabila kita membaca alur ilustrasi ini biarlah kita renungkan maknanya, bukan isi ceritanya. Diceritakan bahwa di tengah-tengah sebuah hutan rimba terdapat suatu pemukiman. Anehnya, semua orang yang tinggal di pemukiman ini adalah orang Advent semua. Dan kerena pemukiman ini terletak di tengah-tengah hutan rimba, maka tempat ini diberi pagar tembok seperti benteng. Dengan demikian sukarlah bagi orang asing untuk memasuki pemukiman ini, apalagi pintu gerbang masuk cuma satu dan dijaga oleh seorang malaikat.


Pada suatu hari Sabat seekor singa yang besar dengan tidak sengaja muncul di pemukiman ini. Ia berjalan mengelilingi pagar tembok, sampai akhirnya ia tiba di pintu gerbang yang dijaga oleh malaikat. Ketika singa ini berjumpa dengan malaikat di pintu gerbang itu, terjadilah dialog antara malaikat dan singa itu. “Tempat apakah ini?” tanya singa. “Oh ini adalah tempat pemukiman,” jawab sang malaikat. “Pemukiman siapa?” tanya singa itu ingin tahu. “Ini pemukiman orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh, kalau anda bukan orang Advent, anda tidak diizinkan tinggal di sini,” kata sang Malaikat menjelaskan. “Oh ya, tetapi mengapa kedengarannya sangat sepi?” tanya singa lagi. “Ya, hari ini, tempat ini kosong, oleh sebab sekarang adalah hari Sabat, semua orang Advent, atau semua yang tinggal di sini sudah pergi ke gereja, jadi sekarang kosong, tidak ada penghuninya,” jawab sang malaikat.


“Bolehkah aku masuk untuk melihat-lihat pemukiman orang Advent yang kosong sekarang ini? Tanya singa dengan penuh harap. “Boleh,” kata sang malaikat,” tetapi jangan engkau makan apa-apa di dalamnya.” Engkau harus berjanji tidak boleh makan apa-apa, apalagi orang Advent,” tegas malaikat itu. Lalu pintu gerbang dibuka dan singapun masuk ke dalam. Dan singapun berjalan menikas sambil mencari mana yang dapat dilulurnya. Setelah berjalan sampai ke ujung ia tidak melihat siapapun, lalu ia memutuskan untuk pulang; namun, dalam perjalanan pulang ia menempuh jalan lain. Kalau ia tadi masuk lewat jalur utara kini ia pulang lewat jalur selatan. Apakah yang dilihatnya, dan apakah yang terjadi?


Ketika ia hendak menyeberangi sungai yang ada di tengah-tengah pemukiman itu, ia melihat seorang perempuan sedang mencuci baju. “Ada,” pikir singa itu, “ada juga makanan untukku hari ini.” Lalu, perempuan yang sedang mencuci baju pada hari Sabat itu diterkam oleh singa itu. Dan singa itu memakan perempuan itu.


Bagaimana kelanjutan kisahnya, kita akan teruskan minggu depan yang penting saat ini kita buka Sabat dulu, untuk menerima Sabat sebagai “hari kenikmatan.”


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

9 May 2025

Renungan Buka Sabat - Sabat KESEMBILAN BELAS - HARI SABAT DAN KESELAMATAN—II

 

Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama TUHAN dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku. Yesaya 56:6


Dalam renungan kita minggu lalu telah kita jelaskan tentang dua golongan orang yang tidak dianggap oleh orang Israel - orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan, dan orang kebiri yang tidak akan memiliki keturunan. Tentang orang-orang kebiri kita telah bahas dalam renungan minggu yang lalu, sekarang kita akan membicarakan tentang orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan.


Yang disebut “orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan” adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan, tetapi bukan bangsa Israel. Di kalangan bangsa Israel mereka dianggap tidak ada apa-apanya; tetapi di mata Tuhan lain halnya, asalkan mereka setia dan memelihara hari Sabat Tuhan. Kita ulangi ayat di atas: “Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama Tuhan dan untuk menjadi hamba-hambaNya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjianKu,” Apakah imbalan dari Tuhan kepada mereka?


“Mereka akan Kubawa ke gunungKu yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doaKu. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbahKu, sebab rumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.” (ayat 7). Ini menunjukkan pada kita kebaikan dan kemurahan Allah bagi manusia; termasuk saudara dan saya. Menguduskan Sabat termasuk membuat “korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan.” Korban bakaran dan korban sembelihan tidak lagi kita adakan sekarang, karena itu semua sudah habis atau berhenti ketika Tuhan Yesus mati di atas salib. Jadi bagaimanakah ayat ini berlaku bagi kita, karena kitalah orang-orang asing yang telah bergabung itu; kitalah orang-orang asing yang bukan orang Israel badani.


Sebagai pengganti korban bakaran dan korban sembelihan yang kita lakukan ialah membawa persembahan sukarela dan mengembalikan perpuluhan kepada Tuhan, dan jika kita setia dalam hal ini Tuhan menjanjikan, Mereka akan Kubawa ke gunungKu yang kudus (gunung Tuhan yang kudus adalah sorga) artinya, Tuhan akan menyelamatkan mereka (termasuk saudara dan saya) ke dalam KerajaanNya. “Semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya (artinya menguduskannya), dan yang berpegang kepada perjanjianKu (artinya berharap dan memelihara janji Tuhan).”


Marilah kita berusaha dengan segala kekuatan yang dikaruniakan Allah kepada kita untuk menguduskan dan memelihara hari Sabat, karena inilah yang akan memberi kita cap, bahwa kita adalah umat Allah. Karena banyak yang mengaku umat Allah tetapi mereka tidak memiliki cap Allah, yaitu hari Sabat. Kitalah orang-orang asing yang telah bergabung itu, pandanglah terus kepada janji Tuhan, bahwa Ia akan membawa kita ke GunungNya yang kudus.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

2 May 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KEDELAPAN BELAS - HARI SABAT DAN KESELAMATAN-1



Janganlah orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN berkata: "Sudah tentu TUHAN hendak memisahkan aku dari pada umat-Nya"; dan janganlah orang kebiri berkata: "Sesungguhnya, aku ini pohon yang kering." Sebab beginilah firman TUHAN: "Kepada orang-orang kebiri yang memelihara hari-hari Sabat-Ku dan yang memilih apa yang Kukehendaki dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku. Yesaya 56:3, 4

Pada zaman bangsa Israel ada dua golongan orang yang dianggap tidak ada harapan apa-apa. Yang pertama ialah “orang yang menggabungkan diri kepada Tuhan,” dan yang kedua ialah “orang kebiri.” Urutan ayat-ayat di atas menerangkan atau menyebutkan, “orang asing” lebih dahulu, baru “orang kebiri”; tetapi yang dijelaskan lebih dahulu adalah orang kebiri: “Sebab beginilah firman Tuhan, kepada orang-orang kebiri yang memelihara hari-hari SabatKu dan yang memilih apa yang Kukehendaki dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku.”

Pada zaman itu, banyak orang bangsawan yang kaya yang biasa mempekerjakan pegawai dan budak. Kalau pegawai tentu saja yang diangkat dan diberi gaji. Tetapi budak adalah yang dibeli dan tidak diberi gaji, selain diberi makan. Dan, salah satu pekerjaan pegawai atau budak adalah menjaga isteri-isteri, gundik-gundik atau selir dari si bangsawan. Celakanya kalau pegawai atau budak itu adalah laki-laki, maka untuk menjaga isteri, gundik atau selir, ia harus dikebiri. Dan pengebirian itu akan mengakibatkan ia tidak bisa kawin dan tidak ada atau tidak dapat memperoleh keturunan, sehingga ia akan berkata “aku ini pohon kering.”

Tetapi nabi Yesaya, melalui ilham Ilahi memberi harapan keselamatan kepada orang-orang itu. “Kepada orang-orang kebiri yang memelihara hari-hari SabatKu dan memilih apa yang Kukehendaki (melakukan semua firman Tuhan) dan yang berpegang kepada perjanjianKu (setia kepada Tuhan), kepada mereka akan Kuberikan dalam rumahKu di lingkungan tembok-tembok kediamanKu suatu tanda peringatan dan nama, itu lebih baik dari pada anak-anak lelaki dan perempuan, suatu nama abadi yang tidak akan lenyap akan Kuberikan kepada mereka.”

Kepada orang-orang kebiri diberi janji, asalkan mereka setia kepada Tuhan termasuk memelihara Sabat Tuhan, akan diberi suatu tanda peringatan dan nama di dalam rumah Tuhan (di sorga), yang lebih baik dari pada anak-anak lelaki dan perempuan. Jadi, lebih baik tidak punya anak-anak asalkan masuk sorga, dari pada punya anak-anak tetapi masuk neraka. Dikatakan, Tuhan akan memberikan “suatu nama abadi yang tidak akan lenyap akan Kuberikan kepada mereka.” Artinya mereka akan beroleh hidup kekal sampai selama-lamanya di dalam Kerajaan Allah. Ini adalah janji kepada orang-orang kebiri. Bagaimanakah kita yang bukan orang-orang kebiri? Kita yang sempurna fisik ini, dengan kesempatan penuh dari Tuhan, harus lebih bersungguh memelihara firman Tuhan, termasuk menguduskan hari Sabat.

Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

13 Apr 2025

Tetap Percaya


Hai jiwaku mengapa engkau 
Merasakan gundah gulana diidalammu? 
Sepedih itukah apa yang 
Kau rasakan saat ini 

Ada kalanya cobaan yang berat 
Datang menimpa dan kau ragu 
Kau berkata dalam hatimu
Masih bisakah aku percaya padaMu?

Masih bisakah aku percaya pada janjiMu? 
Masih bisakah aku percaya?
Tapi di hatimu berkata,
Tetaplah percaya padaNya.

Dan dalam doa kau berkata:
Tuhan, aku masih ingin percaya.
Walaupun sakit yang aku rasakan
Aku mau percaya bahwa 

Engkau masih bersama denganku 
Aku masih mau percaya 
Bahwa Engkau benar ada
Aku masih ingin percaya padaMu

Hai jiwaku yang gelisah 
Janganlah kau merasa ragu
Janganlah kau menjadi kecewa 
Karena kepedihan yang ada 

Tetaplah percaya padaNya sekalipun 
Berat untuk melakukan itu
Tetaplah berdoa kepada Tuhan 
Karena ketenangan yang sempurna 

Hanya ada di dalam Dia
Ketenangan yang abadi yang 
Takkan pernah diberikan siapapun 
Di dunia yang kita tinggali ini 

4 Apr 2025

Renungan Buka Sabat SABAT KEEMPAT BELAS SABAT PERINGATAN KUASA ALLAH

 


Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka. Yehezkiel 20:12


“Oleh menuntun manusia untuk melanggar hukum yang kedua, Setan bertujuan merusak pandangan pikiran manusia sehubungan dengan Pribadi Ilahi. Dengan menyisihkan hukum yang keempat, ia hendak menuntun manusia sehingga melupakan Allah sama sekali. Tuntutan Allah supaya dihormati dan disembah, lebih dari pada dewa-dewa kafir, didasarkan atas kenyataan bahwa Ia adalah Khalik, dan bahwa semua makhluk berhutang nyawa padaNya. Demikianlah hal itu dipaparkan dalam Alkitab. Yeremia berkata, Tetapi Tuhan adalah Allah yang benar, Dialah Allah yang hidup dan Raja yang kekal. Bumi goncang karena murkaNya, dan bangsa-bangsa tidak tahan akan geramNya.... Para allah yang tidak menjadikan langit dan bumi akan lenyap dari bumi dan dari kolong langit ini. Tuhanlah yang menjadikan bumi dengan kekuatanNya, yang menegakkan dunia dengan KebijaksanaanNya, dan yang membentangkan langit dengan akal budiNya. Setiap manusia ternyata bodoh, tidak berpengetahuan, dan setiap pandai emas menjadi malu karena patung buatannya. Sebab patung tuangannya itu adalah tipu, tidak ada nyawa di dalamnya, semuanya adalah kesia-siaan, pekerjaan yang menjadi buah ejekan, dan yang akan binasa pada waktu dihukum. Tidaklah begitu Dia yang menjadi bagian Yakub, sebab Dialah yang membentuk segala-galanya, dan Israel adalah suku milikNya.” Yeremia 10:10-12; 14-16.


Sabat sebagai satu peringatan akan kuasa Allah yang menciptakan, menunjuk kepadaNya sebagai Khalik langit dan bumi. Oleh sebab itu Sabat merupakan saksi yang tetap akan adanya Allah, dan satu pengingat akan kebesaranNya, hikmatNya dan kasihNya. Jikalau hari Sabat selalu disucikan, maka tidak akan pernah ada seorang ateis atau seorang penyembah berhala.


Lembaga hari Sabat, yang dimulai di Eden, adalah sama tuanya dengan bumi ini. Itu dipelihara oleh semua bapa-bapa mulai dari masa penciptaan dan seterusnya. Selama perbudakan di Mesir, bangsa Israel dipaksa oleh pengerah-pengerah mereka sehingga melanggar hari Sabat, dan sebegitu jauh mereka telah kehilangan pengetahuan tentang kesuciannya. Pada waktu hukum itu diumumnkan di Sinai, kata-kata yang pertama dari hukum yang keempat ialah, “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat,” menunjukkan waktu penciptaan bumi ditetapkan pada saat itu; kepada kita ditunjukkan kembali waktu penciptaan bumi ini sebagai asal-usul Sabat. Supaya dapat menghapus Allah dari pikiran manusia, Setan bertujuan menghancurkan peringatan yang besar ini. Jikalau manusia dapat dituntun untuk melupakan Khalik mereka, maka mereka tidak akan berusaha melawan kuasa kejahatan, dan Setanpun pasti akan menguasai mangsanya.” Alfa dan Omega 1, hl. 397, 398.


Melalui keterangan di atas ini berulangkali Tuhan, Allah semesta alam menekankan kepada kita manusia betapa pentingnya hari Sabat itu sebagai peringatan bahwa Ia adalah Khalik yang menciptakan langit dan bumi. Setan berusaha menghancurkan lembaga ini oleh sebab Ia telah terusir dari sorga, dan manusia yang setia kepada Allah termasuk menguduskan hari Sabat, tidak dapat dikalahkannya, juga tidak dapat dimenangkannya untuk berdiri di pihaknya. Allah akan memberkati dan menyucikan kita ketika kita memelihara dan menguduskan hari Sabat Tuhan itu.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

31 Mar 2025

Mengapa Aku Menulis Tentang-Nya

 

 

Menulis tentang-Nya tidaklah mudah

Ini bukan tentang kemampuan

Dalam menulis sebagai seorang penulis

Bukan juga karena aku seorang penulis

 

Menulis tentang-Nya membutuhkan hati

Yang berserah dan mau

Diajar olehi-Nya yang memiliki segala hikmat

Karena aku tahu bahwa

Aku bukan orang yang berhikmat

 

Seperti Yesaya yang berkata

Celakalah aku karena aku seorang yang najis bibir

Aku bukanlah seorang yang suci

Aku tinggal di dunia yang penuh dengan dosa

 

Aku adalah orang paling berdosa

Dan aku menulis tentang Dia yang tidak pernah berdosa

Tentang Dia yang suci

Tentang kemuliaan-Nya yang ajaib

 

 

Bukan karena kehebatanku maka

Aku ingin menulis tentang-Nya

Bukan karena hikmat manusia

Maka aku menulis tentang-Nya

Semua ini karena Dia

 

Semua yang aku tulis

Datangnya dari dia yang

Memberikan semua kemampuan dalam diriku

Semua kasih yang telah

Diberikannya kepada diriku membuat

Aku ingin menulis tentang-Nya

 

Segala yang terjadi dalam hidup

Membuat aku ingin menulis tentang Dia

Dia adalah keajaiban dalam hidupku

 

Begitu ajaib yang dia lakukan

Sehingga aku ingin menulis tentang-Nya

Sebuah syair lagu berkata

 


Kalaupun laut penuh tinta

Dan langit menjadi kertas

Rumput-rumput jadi pena

Dan semua orang penulis

 

Menuliskan kasih Tuhan

Akan kering lautan

Langit tak dapat muatkan segenap kasih Tuhan

 

Syair lagu itu menyadarkanku

Sekalipun aku banyak menulis

Tentang kasihnya yang dahsyat

Jutaan kertas tak akan dapat memuatnya

Jika ditarik dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain

Tak akan cukup untuk muatkan cerita kasih-Nya kepada manusia

 

Sekalipun aku dapat menulis

Jutaan syair yang indah

Itu tak akan cukup

Melukiskan segenap kasih yang Ia berikan

 

Setiap penyair akan menuliskan

Apa yang ada di hatinya

Tentang siapa yang ada di hatimu

Tentang pelajaran kehidupan yang dirasakannya

Dan penyair adalah alatNya untuk menuliskan tentang kasihNya

 

Seorang penulis yang menceritakan

Kasih Tuhan untuk dunia

Yang telah jatuh karena dosa

Adalah seorang yang telah merasakan kasihnya

 

Aku adalah salah satu dari mereka

Aku telah merasakan keajaibannya yang luar biasa

Dia begitu luar biasa sehingga hatiku terpesona

Aku percaya suatu hari

Aku akan melihat keajaibanku muka dengan muka

 

Suatu saat nanti aku akan

Berada di tempat dia berada

Aku akan tinggal dengannya di tempat yang indah

Tempat di mana aku akan hidup dengannya selamanya


28 Mar 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KETIGA BELAS - HARI KETUJUH SABAT TUHAN

 


Tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang manapun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan berhenti seperti engkau juga. Ulangan 5:14


Ayat di atas ini adalah ulangan hukum Allah tentang hari Sabat. Yang tidak boleh bekerja pada hari Sabat ialah “engkau (orang tua/ayah dan ibu) atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki atau hambamu perempuan, atau lembumu atau keledaimu, atau hewanmu manapun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu.” Dalam Keluaran 20:8-11, tidak disebut nama hewan, tetapi dalam ayat kita di atas ini disebutkan dua nama hewan: lembu dan keledai, atau hewanmu manapun.


Dalam kehidupan bangsa Israel dahulu kala, lembu dan keledai adalah hewan yang sangat diperlukan. Lembu digunakan untuk mengerjakan ladang, dan keledai digunakan sebagai sarana pengangkutan. “Atau hewanmu yang manapun,” ini termasuk kuda dan unta, yang juga digunakan sebagai sarana angkutan, serta hewan-hewan yang lain, pada hari Sabat tidak boleh digunakan untuk bekerja. Jadi, lembu tidak boleh dipakai untuk membajak ladang atau kebun, keledai tidak boleh digunakan untuk mengangkut barang atau ditunggangi pada hari Sabat, begitu juga hewan-hewan manapun; mereka harus berhenti, beristirahat, pada hari Sabat.


“Allah merencanakan agar hari Sabat itu akan mengarahkan pikiran manusia untuk merenungkan hasil ciptaanNya. Alam berkata-kata kepada indera mereka, dan mengatakan adanya satu Allah yang hidup, yakni sang Khalik, sebagai pemerintah di atas segala-galanya. “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam” (Mazmur 19:2, 3). Keindahan yang menutupi bumi ini adalah tanda kasih Allah. Kita dapat melihatnya pada bukit-bukit yang permai, pada pohon-pohon yang tinggi, pada kuncup-kuncup yang sedang mekar dan bunga-bunga yang indah. Semuanya menceritakan kepada kita tentang Allah. Hari Sabat, yang selalu menunjuk kepada Dia yang menjadikan segala sesuatu, mengajak manusia untuk membuka buku alam yang besar itu dan mempelajari hikmat, kuasa, dan kasih Khalik itu.” Alfa dan Omega, hl. 40,41.


Dan bukan saja manusia (orang tua, anak-anak, tamu di rumah, para pembantu di rumah) yang boleh menikmati berkat hari Sabat, melainkan juga hewan atau binatang yang kita pelihara. Mereka juga harus beristirahat karena telah bekerja selama enam hari dalam minggu itu. Di sini kita melihat betapa mulianya maksud Allah terhadap hari Sabat itu. Maksud Allah bagi manusia terhadap hari Sabat adalah supaya hari Sabat itu menjadi berkat, menjadi kesucian, dan menjadi kesukaan untuk manusia dan binatang-binatang. Mengapa? Karena Ia adalah Khalik semesta alam, Ia mengetahui apa yang terbaik bagi makhluk ciptaanNya, dan Ia sangat rindu untuk mencurahkan berkatNya dengan selimpah-limpahnya. Semoga kita mau memelihara dan menguduskan hari Sabat dengan memuliakan Allah.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!