SABAT KEEMPAT PULUH EMPAT
ARTI DAN KEMULIAAN HARI SABAT
Maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang mengatakannya. Yesaya 58:14.
Pada hari Sabat kita mempunyai waktu yang indah dan mulia. . . . Kita diberi kesempatan untuk bersukaria dan memuliakan Allah karena kebaikanNya yang tidak terkira bagi kita. . . . Saya telah dibawa dalam penglihatan. . . . Saya melihat bahwa kita merasa dan menyadari sedikit saja terhadap pentingnya hari Sabat itu, terhadap apa yang kita belum sadari dan ketahui tentang kepentingan dan kemuliaan hari Sabat itu. Saya melihat bahwa kita belum mengetahui apa yang disebut melintasi puncak bukit-bukit di bumi dan diberi makan dari pusaka Yakub. Tetapi apabila penyegaran dan hujan akhir turun dari hadirat Tuhan dengan kemuliaan kuasaNya maka kita akan mengetahui apa yang disebut diberi makan dari pusaka Yakub dan melintasi puncak bukit-bukit di bumi. Barulah kita mengerti bahwa hari Sabat itu lebih dari pada kepentingan dan kemuliaannya. Tetapi kita belum akan melihat semua kepentingan dan kemuliaannya sebelum diadakan perjanjian perdamaian dengan kita ketika suara Allah kedengaran, dan gerbang mutiara Yerusalem Baru terbuka dan yang terayun di atas engsel-engselnya yang gemerlapan lalu suara Yesus yang merdu dengan penuh sukacita yang lebih merdu dari pada musik indah yang pernah didengar oleh telinga yang fana, mengundang kita masuk. Saya melihat bahwa kita telah memelihara perintah-perintah Allah, dan sorga yang indah dan mulia menjadi rumah kita.—Letter 3, 1851.
Saya melihat sepuluh perintah itu yang tertulis di atas loh batu dengan jari Allah. Di atas satu loh tertulis empat perintah, dan pada yang lain tertulis enam. Tetapi yang keempat, hukum hari Sabat, bersinar lebih dari pada yang lain; karena hari Sabat diasingkan untuk menjaga kehormatan nama Allah yang kudus. Hari Sabat yang kudus itu tampaknya sangat mulia, suatu lingkaran cahaya kemuliaan mengelilinginya. Saya melihat bahwa hukum hari Sabat tidak dipakukan di atas salib. Jika sekiranya demikian, maka sembilan yang lainnya juga disalibkan, dan kita mempunyai kebebasan melanggarnya semua, sama seperti melanggar yang keempat itu.
Saya melihat bahwa hari Sabat yang kudus itu merupakan dan akan menjadi tembok pemisah di antara umat Israel Allah yang benar dan yang tidak percaya; sehingga hari Sabat adalah perkara yang besar untuk mempersatukan umat Allah yang kekasih, sebagai orang saleh yang sedang menunggu.—Early Writings, hl. 32, 33.
Saudara, uraian di atas ini adalah keterangan Ellen White, tentang pentingnya dan mulianya hari Sabat. Kepadanya telah ditunjukkan oleh Allah bahwa hari Sabat itu adalah hari yang khusus bagiNya. Tidak pernah di dalam Alkitab ada ayat yang mengatakan bahwa hari Sabat sudah berganti dengan hari Minggu; bahwa hari Sabat sudah dipakukan di atas salib, ketika Yesus disalibkan. Mengapa? Itu adalah cap Allah bagi umatNya yang setia. Allah itu kekal, tidak pernah berubah, demikian pula hukumNya tidak pernah akan berubah. Sebagaimana itu diberikan kepada bangsa Israel dahulu kala melalui Musa, begitu pula itu diberlakukan bagi kita sebagai bangsa Israel rohani.
Pembenaran, pengudusan, dan penyempurnaan kita manusia yang berdosa, supaya layak di hadapan Bapa, Tuhan Khalik langit dan bumi, adalah melalui penurutan kita kepada perintah-perintahNya, termasuk hari Sabat. Itulah sebabnya hari Sabat itu penting dan tidak dapat dilupakan.
Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!