21 Feb 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KEDELAPAN - MUJIZAT MANNA PADA HARI SABAT-2

 


Selanjutnya kata Musa: "Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah sabat untuk TUHAN, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu." Keluaran 16:25, 26


Keterangan Roh Nubuat, dalam Alfa dan Omega 1, hl. 344, 345 adalah sebagai berikut:


“Mereka diperintahkan untuk mengumpulkan tiap-tiap hari satu gomer satu orang; dan mereka tidak boleh menyimpannya sampai hari esok. Beberapa dari antara mereka mencoba menyimpannya sampai keesokan paginya tetapi mereka dapati itu tidak baik untuk dimakan. Persediaan untuk satu hari harus dikumpulkan waktu pagi; karena semua yang tersisa di tanah akan meleleh oleh sinar matahari.


“Di dalam mengumpulkan manna itu didapati bahwa orang yang telah mengumpulkan lebih banyak dan yang lain lebih sedikit dari pada jumlah yang telah ditentukan; tetapi ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.’ Keterangan dari ayat ini dan juga pelajaran praktis dari padanya, diberikan oleh Rasul Paulus di dalam suratnya yang kedua kepada orang-orang di Korintus. Ia berkata, “Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi keseimbangan. Seperti ada tertulis: Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.” (2 Korintus 8:13- 15).


Pada hari yang keenam orang banyak mengumpulkan dua gomer untuk masing-masing mereka. Pemimpin-pemimpin mereka dengan segera pergi mendapatkan Musa dan mengadukan kepada Musa apa yang telah dilakukan. Jawabnya adalah, “Inilah yang dimaksudkan Tuhan: Besok adalah hari perhentian penuh, Sabat yang kudus bagi Tuhan, maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi.” Mereka telah melakukan demikian dan mereka dapati bahwa manna itu tidak berubah. Selanjutnya kata Musa: Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah Sabat untuk Tuhan, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada Sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu.”


Tuhan menuntun agar hariNya yang suci itu dipelihara sama kudusnya seperti pada zaman Israel dahulu. Perintah yang diberikan kepada orang Israel itu harus dianggap oleh semua orang Kristen sebagai satu perintah dari Allah kepada mereka. Hari sebelum Sabat harus menjadi sebagai satu hari persediaan, agar segala sesuatu dapat dipersiapkan untuk jam-jam yang suci itu. Bagaimanapun juga janganlah urusan kita sampai mengambil waktu yang suci itu... Pekerjaan yang dibiarkan sampai kepada permulaan Sabat harus tetap dibiarkan sampai Sabat berlaku. Cara seperti ini akan dapat menolong ingatan dari pada yang lalai itu, dan menjadikan mereka lebih berhati-hati untuk melaksanakan tugas mereka dalam enam hari bekerja itu.”


Semoga dengan keterangan Roh Nubuat ini, kita yang sudah lama menjadi Advent maupun yang baru menjadi Advent akan lebih mengerti dan dikuatkan untuk menguduskan hari suci Allah yaitu hari Sabat yang diberikan Allah kepada manusia sejak di Taman Eden.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

14 Feb 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KETUJUH - MUJIZAT PADA HARI SABAT-1

 


Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi." Keluaran 16:23


Untuk melestarikan pemeliharaan hari Sabat, Allah membuat mujizat dengan menurunkan manna dari langit. Ia memerintahkan pada Musa supaya menyampaikan kepada bangsa Israel bagaimana aturan main dengan manna itu. Bahwa manna itu akan turun setiap hari dan pagi-pagi mereka harus memungutnya; tetapi pada hari ketujuh adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi Tuhan; manna itu tidak akan turun. Jadi pada hari keenam mereka harus memungut dua kali lipat banyaknya.


“Beginilah perintah Tuhan: Pungutlah itu tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa. Demikianlah diperbuat orang Israel, mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit. Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya.” Keluaran 16:16-18.


Jadi Allah memerintahkan supaya setiap jiwa memungut sebanyak satu gomer (satu gomer kurang lebih tiga setengah liter), untuk ia makan sepanjang hari itu. Namun, ada kalanya bangsa itu tidak memperhatikan perintah Tuhan, karena ada yang memungut banyak-banyak, dan sebaliknya ada yang memungut hanya sedikit. Apa yang terjadi? Ketika mereka mengukurnya, ternyata yang memungut banyak tidak berkelebihan, dan yang memungut sedikit, tidak kekurangan. Artinya kalau anggota keluarga terdiri atas lima orang tetapi memungut delapan gomer, setelah ditakar di perkemahan, ternyata yang ada tepat cuma lima gomer; sebaliknya, keluarga yang terdiri atas enam orang tetapi hanya memungut empat gomer, setelah ditakar ada enam gomer. Allah terus memimpin bangsa itu dengan mujizat.


Sesuai dengan perintah Tuhan, “Musa berkata kepada mereka, “Seorangpun tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi.” Tetapi ada yang tidak mendengarkan Musa dan meninggalkan dari padanya sampai pagi, lalu berulat dan berbau busuk.” Melihat hal itu musa menjadi marah kepada mereka. Keluaran 16:19, 20. Di sini marah oleh sebab dari antara bangsa itu ada yang tidak menuruti perintah Tuhan, sedangkan mereka tidak usah bekerja keras dalam perjalanan itu, tinggal memungut makanan itu setiap pagi. Telah diperintahkan supaya yang dipungut hari itu harus dimakan sampai habis hari itu; karena apabila ada yang tersisa, itu akan menjadi berulat dan berbau busuk. Dengan kata lain yang sisa itu, yang tidak dihabiskan itu, tidak lagi dapat dimakan.


Dalam menerapkan peraturan itu Tuhan Allah hendak menuntun bangsa itu bagaimana menguduskan hari Sabat yang tidak pernah lagi mereka kuduskan selama berada di Mesir, karena mereka berada di bawah penindasan Raja firaun yang tidak mengenal Yusuf, di Mesir di bawah Firaun yang bengis, mereka menjadi bangsa budak yang harus bekerja keras, sebagai hamba-hamba orang Mesir, yang dengan demikian tidak ada lagi kesempatan untuk memelihara dan menguduskan hari Sabat.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

7 Feb 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KEENAM - HARI SABAT DAN BANGSA ISRAEL

 


Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari." Keluaran 16:4, 5


Ketika bangsa Israel yang dipimpin oleh Musa dan Harun keluar dari Mesir, mereka telah lama tidak menguduskan Sabat. Di bawah perbudakan bangsa Mesir, mereka harus bekerja setiap hari sepanjang minggu. Dengan demikian tidak ada waktu bagi mereka untuk memelihara hukum Allah. Itulah sebabNya Allah harus membawa mereka keluar dari negeri perhambaan. Keberadaan mereka selaku satu bangsa adalah kegenapan janji Allah kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Namun dalam perjalanan mereka menuju tanah Perjanjian tidak semudah yang mereka bayangkan. Mereka memang merindukan tanah yang indah dan permai, tanah yang penuh dengan susu dan air madu. Tetapi ternyata baru beberapa hari dalam perjalanan mereka mulai bersungut-sungut pada Musa dan Harun akan hal makanan. Dan Tuhan, Allah yang di sorga mendengar dan melihat persungutan mereka.


“Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun. Dan berkata kepada mereka: “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan Tuhan ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.” Keluaran 16:2,3. Atas persungutan bangsa itu, Tuhan mempunyai dua maksud. (1) Ia ingin menyatakan kepada bangsa itu akan kuasaNya yang sanggup memelihara mereka. (2) Ia ingin mendidik mereka untuk menghormatiNya pada hari Sabat. Maka atas keinginan mereka akan makanan di Mesir, Allah menurunkan roti dari sorga yang kemudian disebut “manna.” Selanjutnya Ia hendak mendidik mereka untuk menjadi bangsa pilihan yang akan mewarisi tanah Perjanjian.


Pendidikan terhadap bangsa itu antara lain adalah menegakkan kembali lembaga hari perhentian, yaitu hari Sabat. Dengan membuat mujizat melalui menurunkan manna dari langit Allah ingin menunjukkan pada bangsa itu tentang kekudusan hari Sabat. “Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi... Musa berkata kepada mereka: “Inilah roti yang diberikan Tuhan kepadamu menjadi makananmu.... pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya.... Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya.


Mengapa? Oleh sebab pada hari ketujuh (hari sabat) roti itu tidak akan turun. Mereka tidak boleh bekerja memungut manna pada hari Sabat. Mereka harus berhenti dan menguduskan hari Sabat itu. Kita akan mempelajari mujizat tentang manna (roti sorga) itu Sabat depan. Bagaimana Allah mendidik bangsa Israel untuk menguduskan hari Sabat, karena mereka adalah bangsa pilihan Allah.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

31 Jan 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KELIMA - SABAT, PERINGATAN PENCIPTAAN

 


Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Kejadian 2:1. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. Kejadian 1:31. Pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai? Ayub 38:7.


“Allah yang agung itu telah menjadikan bumi ini; Ia telah menjadikan bumi ini seluruhnya dengan jubah keindahan dan memenuhinya dengan benda-benda yang berguna bagi manusia; Ia telah menciptakan segala keajaiban-keajaiban di darat dan di laut. Dalam enam hari pekerjaan untuk menciptakan itu telah dilaksanakan. “Berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah di buat-Nya itu.” Allah memandang akan hasil perbuatan tangan-Nya dengan puas. Segala sesuatunya sempurna, layak disebut ciptaan Ilahi, dan Ia pun berhenti, bukan seperti seorang manusia yang merasa lelah, melainkan karena senang dengan segala hasil dari pada hikmat, kebajikan serta pernyataan kemuliaan-Nya.


“Setelah berhenti pada hari yang ketujuh, Allah menyucikannya atau mengasingkannya sebagai suatu hari perhentian bagi manusia. Untuk mengikuti teladan Khaliknya, manusia harus berhenti pada hari yang suci ini, sehingga bilamana ia memandang ke langit dan bumi ia dapat mengingat kembali akan pekerjaan penciptaan yang besar itu; dan bila ia melihat bukti dari hikmat dan kebajikan Tuhan, hatinya akan dipenuhi oleh cinta dan hormat akan Khaliknya.


“Di Eden, Allah telah menetapkan satu peringatan akan pekerjaan penciptaan yang telah dilakukanNya itu, dengan memberkati hari yang ketujuh. Hari Sabat telah diberikan kepada Adam, bapa dan wakil seluruh umat manusia. Pemeliharaan hari Sabat haruslah merupakan satu pengakuan yang disertai rasa terima kasih dari semua orang yang akan mendiami bumi ini bahwa Allah adalah Khalik mereka dan Raja mereka yang sebenarnya; bahwa mereka adalah ciptaan tanganNya dan berada di bawah kekuasaanNya. Dengan demikian lembaga ini seluruhnya bersifat memperingati dan diberikan untuk seluruh umat manusia. Hari Sabat bukan merupakan suatu bayang-bayang dan terbatas kepada segolongan orang yang tertentu saja.


“Allah melihat bahwa hari Sabat perlu untuk manusia sekalipun di Firdaus, Ia perlu untuk mengesampingkan kepentingan serta urusan-urusan peribadinya satu hari dalam satu minggu agar ia dapat merenung-renungkan dengan lebih dalam akan pekerjaan Allah serta kebajikan kuasa-Nya. Ia memerlukan satu hari Sabat untuk lebih mengingatkannya akan Allah dan membangkitkan rasa syukur oleh segala sesuatu yang dinikmati dan dimiliki itu berasal dari tangan Khalik yang pemurah.”


Semua uraian di atas ini merupakan tulisan Roh Nubuat yang dikutip dari buku Alfa dan Omega 1, hl. 39, 40; di mana apa yang kita uraikan lebih dahulu tentang hari Sabat tidaklah berbeda dengan ulasan dari sumber utama kita, yaitu tulisan Roh Nubuat, sebagai salah satu ciri khas suatu umat di zaman akhir ini, umat yang menunggu kedatangan Yesus yang kedua kali. Semoga kita akan bersabat dengan Dia dan segala umat tebusan di dalam sorga yang mulia itu.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

30 Jan 2025

21 Tahun Tanpannya

Ketika subuh itu, aku terjaga dari tidurku karena langkah mama yang sedang sibuk mondar-mandir mengatur baju untuk ditaruh di koper. Aku yang melihatnya tergesa-gesa mengambil baju dari lemari membuatku bingung. Aku yang masih setengah sadar bertanya, "Mama mau ke mana?" Melihat mata sembab mama membuat aku bertambah bingung. 

Dengan tenang mama duduk di samping tempat tidur ku dan berkata: "jangan kaget ya Mel?" Dan aku menjawab "iya kenapa ma?" Dengan hati-hati mama berkata, "Daddy, Daddy.... Daddy udah meninggal." Hatiku hancur sehancur hancurnya ketika mendengar apa yang baru saja mama katakan.

Memang, Daddy sudah tidak tinggal bersama kami lagi. Dan dia tinggal di rumah kami di dekat Unklab Airmadidi, Sulawesi Utara. Tapi setiap tahun pasti Daddy akan datang menjenguk anak-anaknya. Dan saat itu aku masih berharap bisa berkumpul lagi dengan Daddy. Tapi setelah aku mendengar apa yang mama katakan kepadaku, rasanya seperti harapanku itu hilang. Aku tidak mungkin bertemu Daddy lagi.

Aku mungkin pernah membencinya karena dia meninggalkan keluarganya. Tapi rasa cintaku padanya lebih besar dari pada rasa benci ku. Dia tetap ayah kandungku sendiri terlepas dari semua yang terjadi. Daddy adalah idolaku dari aku kecil. 

Kini, 21 Tahun tanpannya. Aku masih merindukannya. Wajahnya masih tertanam dalam benakku. Rasanya tidak sabar menunggu waktu itu, waktu di mana aku akan bertemu dengan Daddy lagi. Semoga aku bisa bertemu Daddy lagi di surga yang mulia. Dan mungkin itu adalah kerinduan semua orang yang pernah merasakan kehilangan orang yang mereka kasihi.

Yah jadi curhat lagi nih guys. Tapi semoga cerita kali ini bisa menjadi kekuatan bagi kita semua. Doakan aku supaya tetap kuat dan selalu bersyukur dalam segala hal. Sampai ketemu lagi di postingan berikutnya.... Bye 🥰

28 Jan 2025

Curhat Diawal Tahun

Dear all Readers...


Hi guys, apa kabar kalian semua? 
It's been a long time since I've written my last post. Kayaknya akhir tahun ya aku ngepost di blogger. Tapi setidaknya setiap minggu kalau ada renungan buka Sabat pasti aku post. Jadi blog aku gak sepi ya...

Ya, Aku cuma mau curhat aja sih sama kalian semua. Aku lagi sensitif banget akhir-akhir ini. Gak tau kenapa? Suka sering nangis kalau di kerasin sedikit. Kayak hatinya aku sakit banget gitu guys. Rasanya kayak capek hidup. Lebih baik aku gak ada di dunia ini. Aku selalu nyusahin orang lain. Kan kalau aku gak ada semua orang yang terdekat gak perlu susah. Gak perlu capek mikirin aku. 
Apalagi mama gak perlu capek-capek kerja buat biayain aku yang gak jelas kerjanya apa. Jualan buku ya cuma sedikit yang laku , coba jadi reseller gak ada yang mau beli. 

Capek guys jadi aku. 

Kalau ada yang bilang hidup aku enak, aku bilang disini ya? gak enak sama sekali guys! Asal kalian tau aja. Mungkin orang lain capek kerja, bergerak sana sini. Tapi untuk orang seperti aku, capek mikir guys. 

Cari cara supaya aku bisa gak bikin susah mama, gimana supaya mama gak perlu kerja keras buat aku. Tapi adanya orang salah paham. Mungkin aku kena depresi kali ya... Coba comment ya guys buat kalian yang membaca blog ini. Supaya blog aku jadi ramai dan aku bisa dapat penghasilan dari sini. 

Mungkin cuma dengan menulis aku bisa dapat penghasilan. Ya karena memang cuma ini yang aku bisa. Aku gak mungkin kerja seperti orang normal pada umumnya. Ya itu juga yang aku doakan setiap hari. Semoga tulisan yang aku tulis bisa menjadi berkat bagi orang yang membaca dan bisa menjadi berkat juga buat aku. Doakan aku terus ya guys. Semoga aku makin rajin nulis sehingga cita-citaku untuk menjadi penulis bisa terjadi. Penulis bukan hanya untuk orang-orang yang ada di dunia tapi juga untuk Tuhan Yesus. 

Terima kasih sudah berkunjung ke blog aku dan baca tulisan-tulisanku maupun tulisan-tulisan dari gereja aku yang aku post disini. Tuhan memberkati kalian semua.

24 Jan 2025

Renungan Buka Sabat - BERHENTI KERJA PADA HARI SABAT



Tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Keluaran 20:10


Dalam ayat di atas ini dijelaskan oleh Tuhan dalam hukum-Nya yang keempat, siapa-siapa saja yang harus berhenti dari pekerjaannya pada hari Sabat. Tampaknya ayat di atas ini secara lugas tertuju pada orang tua, lebih-lebih lagi seorang ayah yang menjadi kepala rumah tangga; dan juga sebagai pendampingnya seorang ibu. Kata engkau di atas adalah untuk ayah atau ibu yang menjadi pemimpin-pemimpin di rumah. “Maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau (ayah atau ibu) atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.”


Jadi yang harus berhenti dari pekerjaan pada hari Sabat ialah seisi rumah. Orang tua, anak-anak, pembantu-pembantu, dan tamu yang menumpang di rumah kita. Semuanya, tidak terkecuali. Dan ini merupakan perintah Allah yang wajib dituruti oleh manusia. Sebagai orang tua, terlebih sang ayah, ia merupakan seorang imam dalam keluarga. Ia harus memimpin acara-acara di rumah yang merupakan kegiatan memelihara dan menguduskan hari Sabat, dikatakan engkau atau kita harus berhenti dari pekerjaan artinya kita tidak pergi ke kantor sebagaimana pada hari biasa untuk menjalankan bisnis pada hari Sabat. Artinya anak-anak laki-laki dan perempuan tidak pergi ke sekolah dan juga tidak melakukan kegiatan olahraga pada hari Sabat. Para pembantu juga harus berhenti pada hari Sabat artinya mereka tidak mencuci pada hari Sabat, tidak membersihkan pekarangan, tidak pergi belanja pada hari Sabat. Begitu juga tamu yang menumpang di rumah harus ikut berhenti dari pekerjaanNya pada hari Sabat.


Lalu yang terakhir hewanmu. Kita belum menyebutkan di atas sang petani yang tidak pergi ke kebun atau ladang untuk menggarap lahannya. Biasanya para petani menggunakan hewan sapi untuk membajak tanahnya, maka pada hari Sabat hewannya itu tidak digunakan untuk bekerja pada hari Sabat. Kuda yang menarik kereta harus diistirahatkan, begitu juga hewan-hewan lain yang biasa digunakan untuk bekerja mencari nafkah semuanya harus berhenti pada hari Sabat. Hewan-hewan ini juga akan diberkati oleh Allah.


Apakah yang harus kita lakukan bilamana kita berhenti dari pekerjaan kita pada hari Sabat. Nah, di sisi lain hari Sabat adalah hari menyembah Allah, hari berbakti pada Allah. Untuk menjaga hubungan kita dengan Allah, maka kita wajib mengadakan kebaktian pada hari Sabat. Dengan kata lain kita harus pergi ke Gereja. Di gereja kita bertemu dengan saudara-saudara kita orang percaya. Kita mengadakan persekutuan bersama-sama. Bersatu dalam memuji dan memuliakan Allah; karena Dia adalah Khalik kita yang mau memberkati dan menguduskan kita.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!