Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Keluaran 20:8-10
Dewasa ini banyak orang mengaku percaya pada Allah, tetapi mereka tidak mau melakukan seluruh perintah Allah. Allah memerintahkan supaya mengingat dan menguduskan hari Sabat. Namun, banyak orang berdalih manakah hari Sabat itu dalam tujuh hari satu minggu. Kata Sabat tidak tercantum dalam kalender. Yang ada dalam Kalender yaitu hari Sabtu. Bagaimana kita dapat mencocokkan hari Sabat dengan hari Sabtu? Walaupun Sabat tidak tercantum dalam kalender, tetapi pengertian bahasa dapat menjelaskan dengan tuntas mengenai kecocokan hari Sabat dengan hari Sabtu. Menurut bahasa Ibrani Sabat (Sabaah) artinya perhentian, sedangkan Sabtu dalam bahasa Arab artinya ketujuh; maka dengan demikian tidaklah sulit untuk mengetahui dan memahami kecocokan hari Sabat dengan hari Sabtu.
Tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu.” Keluaran 20:10. Ayat ini menjelaskan hari ketujuh (Sabtu) adalah hari Sabat (hari perhentian) Tuhan, Allahmu.” Keluaran 20:10. Di dunia, manusia dapat menentukan satu tahun adalah 365 hari; 52 minggu; 12 bulan; dengan menghitung dan mengukur peredaran bumi yang berputar mengelilingi matahari. 365 hari oleh sebab bumi berputar dan beredar 365 kali mengelilingi matahari. 52 minggu karena selama itu ada 52 kali tujuh hari ditambah satu hari. 12 bulan oleh sebab selama satu tahun terjadi 12 kali bulan purnama. Ini semua dapat dihitung dan ditetapkan oleh manusia. Tetapi 1 minggu adalah 7 hari tidak dapat ditetapkan oleh manusia, sebab Tuhan Allah sendiri yang membuatnya demikian. Tuhan Allah sendiri yang menetapkan, yang memantulkan bahwa 1 minggu adalah tujuh hari.
“Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam” (Kejadian 1:31). Ayat ini menegaskan bahwa dunia ini dan isinya dijadikan Allah dalam waktu enam hari lamanya. “Maka... berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu (Kejadian 2:2). Jadi pekerjaan penciptaan lamanya 6 hari dan hari ketujuh Allah berhenti, bukan oleh sebab Ia sudah lelah, melainkan Ia dengan kewibawaannya mengkhususkan hari ketujuh itu menjadi hari yang diberkati dan dikuduskan. Dan, genaplah satu minggu itu adalah tujuh hari. Jadi hari Sabat (perhentian) adalah hari Sabtu (ketujuh dalam minggu). Sepanjang isi Alkitab dari buku Kejadian sampai buku Wahyu, tidak ada hari lain yang ditetapkan Allah sebagai hari kudusNya, selain hari Sabat hari yang ketujuh itu; yang wajib kita ingat dan kuduskan.
Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!
Comments